Pariwisata

BTNGR Bantah Lokasi Camp di Rinjani Perlu Booking, Pendaki Diminta Melapor

Mataram (NTBSatu) – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), membantah adanya sistem booking atau pemesanan lokasi camp di area pendakian.

Hal ini merespons viralnya video di akun Instagram @luluvitaaasa_, yang mengeluhkan pengusiran dari lokasi tempat mendirikan tenda di area Pelawangan Sembalun, Gunung Rinjani.

Dalam video tersebut, terlihat pengguna mengaku telah memasang tenda namun seorang porter lokal meminta pindah tempat. Alasannya, Operator Trip (OT) telah memesan lokasi tersebut untuk tamu lain.

“Tadi kita sudah pasang tenda di sini, terus katanya itu sudah di-booking. Lalu kita diusir, padahal tadi tenda sudah jadi di sini. Pindahlah kita cari di sebelah sini,” jelasnya, dalam video yang ia unggah.

IKLAN

Ia juga menegaskan, tidak menggunakan jasa porter. Serta, sudah lebih dulu meminta izin kepada porter lain di sekitar lokasi sebelum mendirikan tenda.

Beberapa porter menyatakan lahan tersebut tidak ada pemiliknya, sehingga ia merasa berhak menggunakannya.

“Kita naik Rinjani engga pakai porter. Sampai di Pelawangan sekitar jam 5 sore, kita mendirikan tenda di Plawangan. Sebelum mendirikan tenda saya sudah tanya dulu ke porter samping, apakah lahan akan digunakan untuk tamu mereka. Beberapa dari mereka bilang tidak ada dan gunakan saja.” tulisnya, pada komentar di unggahan video miliknya.

Tanggapan BTNGR

Menanggapi insiden tersebut, Kepala BTNGR, Yarman menegaskan tidak ada aturan resmi yang mengatur sistem booking atau pemesanan lokasi camp di Rinjani.

IKLAN

“Terkait booking lokasi tenda, di TNGR tidak ada regulasi yang mengatur itu. Semua pendaki memiliki hak yang sama untuk menggunakan area camping. Karena lokasi ini merupakan ruang publik yang bisa digunakan oleh siapa saja,” tegasnya kepada NTBSatu, Senin, 2 Juni 2025.

Kalaupun terdapat pihak yang melakukan pemesanan atau klaim lokasi tenda, lanjut Yarman, hal tersebut dilakukan oleh oknum yang khawatir tamunya tidak mendapatkan tempat untuk mendirikan tenda

BTNGR juga mengimbau seluruh pendaki, pemandu (guide), dan porter agar tidak melakukan klaim atau pemesanan lokasi tenda demi kenyamanan bersama.

Bila terdapat kejadian serupa, Yarman meminta pendaki segera melapor kepada petugas yang berjaga di area Pelawangan Sembalun atau Pos Resort Pendakian terdekat.

“Silakan melaporkan kepada petugas yang standby di area Pelawangan Sembalun atau di pos Resort Pendakian,” jelasnya.

IKLAN

Saat ini, BTNGR sedang menelusuri dugaan tindakan oknum porter yang melakukan pengusiran tersebut. Bila terbukti, pihaknya akan menindak tegas dan memberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

“Kita lagi menelusuri terkait hal tersebut,” ungkapnya

Yarman berharap, seluruh pihak yang terlibat dalam pendakian Rinjani dapat menjaga etika, menghargai hak sesama pendaki. Serta, tidak memonopoli ruang publik yang seharusnya semua orang bisa mengaksesnya, tanpa diskriminasi. (*)

Berita Terkait

Back to top button