Mataram (NTBSatu) – Program nasional Koperasi Merah Putih dipastikan akan hadir di Kota Mataram. Pemerintah tengah menyiapkan strategi khusus agar implementasinya berjalan efektif, berkualitas, dan tepat sasaran.
Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kota Mataram, H. Muhammad Ramadhani menegaskan, pihaknya tengah mematangkan konsep agar kehadiran Koperasi Merah Putih benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat.
“Yang pasti Koperasi Merah Putih akan ada di Kota Mataram. Tapi pendekatan kita tidak asal bentuk koperasi baru. Kita identifikasi dulu yang sudah ada dan potensial untuk dikonversi,” tegas Ramadhani, Rabu, 14 Mei 2025.
Meski target nasional satu koperasi per kelurahan, Ramadhani menjelaskan bahwa Pemkot Mataram tidak akan memaksakan pembentukan koperasi di seluruh 50 kelurahan. Sebaliknya, memilih pendekatan efisien dan realistis agar koperasi benar-benar hidup dan berkelanjutan.
“Bisa saja satu kecamatan punya lebih dari satu koperasi, atau tidak semua kelurahan harus bentuk koperasi baru. Kita tunggu arahan Wali Kota, tapi yang jelas program ini jalan,” ujarnya.
Kunci sukses program ini, menurut Ramadhani, ada pada pengurus dan komunitasnya. Karenanya, Pemkot akan menyeleksi ketat calon pengurus koperasi, serta mengutamakan komunitas yang punya ikatan emosional dan sudah solid seperti nelayan atau ojek online.
“Kalau orang-orangnya tidak punya ikatan kuat, koperasinya nanti lemah. Kita ingin koperasi yang benar-benar hidup, bukan formalitas,” katanya.
Setelah koperasi dibentuk atau dikonversi, Pemkot Mataram melalui Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM akan memberikan pendampingan penuh. Mulai dari penyusunan AD/ART hingga pengurusan akta notaris.
Pemerintah Provinsi NTB bersama Kota Mataram akan menanggung biaya notaris sebesar Rp2 juta.
Adapun batas waktu pembentukan kelembagaan Koperasi Merah Putih di kelurahan paling lambat 30 Juni 2025.
Melalui pendekatan selektif dan terukur, Kota Mataram tak hanya menjalankan instruksi nasional, tapi juga meletakkan fondasi ekonomi berbasis komunitas yang kuat dan mandiri.
“Kita ingin koperasi ini jadi gerakan bersama, bukan sekadar proyek sesaat,” pungkas Ramadhani. (*)