Daerah NTBEkonomi BisnisHukrimPolitik

RPGM Tanggapi Tunggakan Biaya Rp2,8 Miliar Event GAS Lombok Timur

Mataram (NTBSatu) – Ketua Umum Rakyat Pro-Gibran MillenialZ (RPGM) Maulidan Isbar, buka suara terkait keterlambatan pembayaran EO kegiatan Grebek Akbar Santri (GAS) pada Februari 2024 lalu.

Maulidan mengaku, pihaknya sepenuhnya bertanggung jawab atas segala yang berkaitan dengan pembiayaan event tersebut.

Menurutnya, kesepakatan kegiatan itu, organisasi NW hanya terlibat sebagai pihak yang menyiapkan tempat, massa, dan izin kegiatan. Sementara urusan kegiatan di luar massa dan tempat sepenuhnya menjadi tanggung jawab RPGM.

“Kesepakatan pada perkara tersebut, NW siapkan jamaah dan tempat. Sementara hal-hal yang lain di luar dari kedua poin tersebut menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya,” kata Maulidan dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 19 Juli 2024.

RPGM, sambungnya, berupaya dan beritikad baik untuk menyelesaikan tunggakan Rp2,8 miliar tersebut. Pada 26 Mei 2024 lalu pihaknya telah mengundang EO, Ryan melalui pesan WhatsApp agar ke Jakarta. Hal itu setelah pihak EO melayangkan somasi pertamanya kepada RPGM.

Namun pihak EO, tidak memenuhi undangan RPGM. “Kami sudah berusaha untuk menyelesaikan perkara ini, namun tidak ada respon dia pada saat itu,” ungkapnya.

RPGM Beberkan Penyebab Bengkaknya Tunggakan

Undangan agar EO terbang ke Jakarta untuk memastikan mekanisme pembayaran dan penyelesaian sengketa biaya. Menurut Maulidan, bengkaknya tunggakan tersebut karena tidak sesuai dengan di lapangan.

Karena tim dan panitia internal RPGM menyebut bahwa banyak barang yang EO lebihkan, sehingga memakan biaya sebesar itu.

“Kami bermaksud mengundang EO hadir karena perlu membicarakan penyelesaian masalah, kontrak yang belum disepakati,” ucap Maulidan.

“Dan banyaknya perangkat yang tidak ada selama kegiatan, namun dilebih-lebihkan dan diada-adakan dalam RAB dan tagihan EO,” tambahnya.

Lebih jauh Ketua RPGM menjelaskan, pihaknya kembali meminta Ryan untuk bertemu di Pulau Bali pada 14 Juli 2024. Saat itu Ryan meminta RPGM menyediakan akomodasi perjalanan ke Bali.

Saat itu juga Maulidan menyetujui permintaan Ryan. Namun terlambat mengirimkan biaya, karena hendak take off ke Bali.

“Namun secara sepihak, Ryan justru membatalkan pertemuan saat tengah malam itu juga, setelah satu jam sebelumnya menyetujui pertemuan tersebut,” jelasnya.

Keesokan paginya, sambung Maulidan, pihak RPGM kembali menanyakan pertemuan untuk memastikan pengiriman akomodasi. Namun Ryan memilih untuk melakukan prescon dengan dalih, RPGM lama memberikan keputusan persetujuan dan pembayaran.

Karena itu, RPGM menegaskan beretika baik untuk menyelesaikan tunggakan Rp2,8 miliar. “Kita semua paham lah, kalau tengah malam dan saat di atas. pesawat tidak bisa melakukan transfer,” ujarnya.

Dia menegaskan jika persoalan tunggakan tersebut tidak berkaitan dengan NW. Karena ormas itu hanya terlibat soal izin, tempat dan massa.

“Selebihnya menjadi urusan dan tanggung jawab kami,” tandasnya.

Show More

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button