95 Persen Masyarakat Desa Selante Hidup dari Hasil Pertanian Padi dan Jagung
Mataram (NTBSatu) – Desa Selante menjadi salah satu wilayah agraris yang berperan penting dalam sektor pertanian di Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa, NTB.
Desa ini termasuk satu dari 11 desa dan kelurahan di Kecamatan Plampang yang masyarakatnya menggantungkan hidup pada hasil bumi, terutama padi dan jagung.
“Bergantung pada sektor pertanian, 95 persen masyarakat Selante mata pencahariannya pertanian,” ujar Kepala Desa Selante, Abdul Zimad kepada NTBSatu, Sabtu, 8 November 2025.
Sebagian besar petani di Desa Selante menggarap lahan sawah dan ladang untuk menanam padi, serta jagung sebagai komoditas utama.
Kedua hasil pertanian tersebut menjadi sumber penghasilan utama bagi masyarakat karena permintaannya, tetap tinggi di pasar lokal maupun regional. Petani di wilayah ini berupaya menjaga produktivitas lahan agar tetap stabil sepanjang tahun.
Namun, kondisi geografis Desa Selante membuat petani harus bekerja ekstra keras. Zimad menjelaskan, sebagian besar petani masih mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairan utama.
“Iya masih bergantung pada air hujan, di atas 75 persen bergantung pada air hujan,” ungkapnya.
Ketergantungan terhadap curah hujan menyebabkan hasil panen sering tidak menentu, terutama saat musim kemarau panjang. Petani membutuhkan sistem irigasi yang lebih baik agar bisa menanam secara berkelanjutan dan tidak bergantung pada cuaca.
Selain persoalan air, petani juga menghadapi kendala lain seperti keterbatasan modal dan serangan hama. “Kekurangan sumber air, modal, dan hama,” ungkapnya.
Tanggapan Pemprov NTB
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.
Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan agromaritim, yang fokusnya untuk membentuk ekosistem industri agromaritim dari hulu ke hilir. Prioritas dukungan untuk menguatkan swasemenda pangan, serta hilirisasi dan industri pengolahan.
“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya.
Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.
Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT. Sehingga, memperkuat sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.
“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi hub pariwisata internasional,” ujarnya.
“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Tanggapan Pemkab Sumbawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, terus memperkuat langkah pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam. Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa, Dr. Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam, yaitu sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral, serta sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan.
Pemerintah daerah, lanjut Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan.
“Sektor pertanian dan kelautan disebut sebagai pilar utama, karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” kata Dedi kepada NTBSatu.
Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.
Dorongan Agrobisnis dan Agroindustri
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.
“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Upaya tersebut harapannya mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)



