ADVERTORIALDiskominfotik NTB

Jejak Desa Maman: Berdiri dari Pemekaran, Kini Tumbuh Andalkan Pertanian dan Perikanan

Mataram (NTBSatu) – Desa Maman di Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, menjadi contoh nyata desa hasil pemekaran yang tumbuh mandiri melalui sektor pertanian dan perikanan.

Keberadaan Bendungan Batu Bulan yang berada di sekitar desa memberi manfaat besar bagi warga. Air bendungan membantu petani menjaga produktivitas lahan, serta menyediakan sumber penghidupan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan air tawar.

“Sektor pertanian ada juga sebagai nelayan, karena di Maman tempat Bendungan Batu Bulan,” ungkap Kepala Desa Maman, Hasmuddin kepada NTBSatu, Selasa, 4 November 2025.

Mengutip laman resmi Desa Maman, desa ini berdiri pada tahun 2004 setelah pemerintah daerah memisahkan wilayahnya dari Desa Batu Bulan. Langkah tersebut bertujuan memperluas pelayanan publik, serta mempercepat pemerataan pembangunan di wilayah pelosok.

Setelah menjalani proses administrasi dan persiapan, Desa Maman resmi berdiri sebagai desa definitif pada tahun 2007.

Nama Maman berasal dari pohon kayau maman yang dulu tumbuh subur di wilayah tersebut. Pohon itu memiliki nilai historis dan menjadi simbol jati diri masyarakat setempat. Dari sinilah identitas Desa Maman berakar, menggambarkan hubungan erat antara alam dan kehidupan warga.

Pada masa awal pembentukannya, Desa Maman menghadapi banyak keterbatasan dalam infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan masyarakat. Namun semangat gotong royong dan kerja sama warga mendorong perubahan besar.

Kini, Desa Maman tumbuh menjadi desa mandiri dengan berbagai program pembangunan yang menyentuh banyak sektor, seperti pertanian, peternakan, pendidikan, kesehatan, serta penguatan ekonomi masyarakat.

Tanggapan Pemprov NTB

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.

Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan agromaritim, yang fokusnya untuk membentuk ekosistem industri agromaritim dari hulu ke hilir. Prioritas dukungan untuk menguatkan swasemenda pangan, serta hilirisasi dan industri pengolahan.

“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya.

Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.

Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT. Sehingga, memperkuat sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.

“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi hub pariwisata internasional,” ujarnya.

“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Tanggapan Pemkab Sumbawa

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, terus memperkuat langkah pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam. Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa, Dr. Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam, yaitu sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral, serta sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan.

Pemerintah daerah, lanjut Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan.

“Sektor pertanian dan kelautan disebut sebagai pilar utama, karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” kata Dedi kepada NTBSatu.

Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.

Dorongan Agrobisnis dan Agroindustri

Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.

“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.

Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Upaya tersebut harapannya mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)

Berita Terkait

Back to top button