Sektor Pertanian dan Peternakan Jadi Andalan Ekonomi Desa Batu Tering
						Sumbawa Besar (NTBSatu) – Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, memiliki dua sektor utama yang menjadi potensi ekonomi masyarakat, yakni pertanian dan peternakan.
Kepala Desa Batu Tering, Alwan Hidayat, S.Pd.I.,NL.P., mengatakan, dari kedua sektor tersebut, pertanian menjadi andalan sumber pendapatan masyarakat.
“Tanaman pangan, terutama padi, menjadi unggulan. Jagung juga ditanam, terutama di lahan tadah hujan yang luasnya jauh melebihi lahan irigasi,” jelas Alwan kepada NTBSatu melalui telpon WhatsApp, Minggu, 2 November 2025.
Alwan menjelaskan, sistem pertanian di Desa Batu Tering terintegrasi dengan peternakan. Yakni, memanfaatkan limbah jerami dan jagung sebagai pakan ternak, sehingga sektor pertanian dan peternakan saling mendukung.
Sapi menjadi ternak favorit warga, sedangkan kerbau dan kambing jumlahnya lebih sedikit. Warga memelihara ternak secara tradisional maupun di kandang komunal untuk penggemukan.
Meski menjanjikan, sektor pertanian dan peternakan Desa Batu Tering menghadapi kendala klasik. “Selama 10 tahun terakhir, kami menghadapi keterlambatan distribusi pupuk, harga pupuk yang tinggi, dan irigasi yang hanya mampu mengairi 320 hektare, padahal lahan non-irigasi jauh lebih luas,” ujar Alwan.
Di sektor peternakan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjadi tantangan utama bagi warga yang memelihara sapi, kerbau, maupun kambing.
Jumlah penduduk Desa Batu Tering sekitar 2.000 jiwa dari 685 kepala keluarga. Desa juga telah memiliki laman resmi untuk mempermudah akses informasi dan administrasi masyarakat.
Tanggapan Pemprov NTB
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.
Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan agromaritim, yang fokusnya untuk membentuk eko sistem industri agromaritim dari hulu ke hilir. Prioritas dukungan untuk menguatkan swasemenda pangan, serta hilirisasi dan industri pengolahan.
“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya.
Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.
Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT. Sehingga, memperkuat sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.
“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi hub pariwisata internasional,” ujarnya.
“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Pemerintah provinsi juga mendorong kolaborasi antara pemerintah kabupaten/kota, pelaku usaha, dan masyarakat untuk memperkuat rantai nilai di setiap sektor.
“Melalui pendekatan ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi NTB tidak hanya bertumpu pada satu sektor, tetapi lebih merata dan berkelanjutan,” ujarnya.
Tanggapan Pemkab Sumbawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, terus memperkuat langkah pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam. Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa, Dr. Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam, yaitu sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral, serta sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan.
Pemerintah daerah, lanjut Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan.
“Sektor pertanian dan kelautan disebut sebagai pilar utama, karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” kata Dedi kepada NTBSatu.
Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.
Dorongan Agrobisnis dan Agroindustri
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.
“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Upaya tersebut harapannya mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Transformasi Ekonomi dan Investasi Hasil Tambang
Pemerintah daerah juga menyiapkan kebijakan, agar penerimaan dari sumber daya tambang dapat diinvestasikan bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya terbarukan.
“Pendapatan dari sektor tambang harus menjadi modal untuk memperkuat sektor-sektor produktif lain. Transformasi ini sangat penting agar ekonomi Sumbawa tetap tumbuh saat sumber daya tambang berakhir,” tegasnya. (*)
				
					
  


