Kawasan Gili Matra Jadi Pilot Proyek Asuransi Terumbu Karang di Indonesia

Mataram (NTBSatu) – Kawasan konservasi perairain Gili Meno, Air, dan Trawangan (Matra) menjadi lokasi pilot proyek asuransi terumbu karang pertama di Indonesia.
Program ini merupakan kolaborasi antara United Nations Development Programme (UNDP) melalui Insurance and Risk Finance Facility (IRFF), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Wilayah Kerja Gili Matra.
“Pendekatan ini bukan sekadar bantuan pascabencana. Asuransi bisa jadi alat nyata membangun ketahanan ekosistem laut dan ekonomi masyarakat pesisir,” kata Cherie Gray, Global Lead dari SwissRe, perusahaan reasuransi global yang menjadi mitra dalam proyek ini, Rabu, 8 Oktober 2025.
Dalam program ini, diperkenalkan produk asuransi parametik hasil pengembangan perusahaan reasuransi global SwissRe. Skema ini menggunakan suhu permukaan laut (sea surface temperature) sebagai indikator utama.
Ketika suhu laut naik melewati ambang batas yang dapat memicu kerusakan karang, maka klaim asuransi otomatis cair untuk mendanai kegiatan pemulihan ekosistem.
“Inovasi ini membuktikan asuransi dapat menjadi bagian penting dari strategi ketahanan iklim dan perlindungan ekosistem laut,” ujarnya.
Warga Gili Matra menyambut baik inisiatif ini karena terumbu karang menjadi tumpuan hidup utama mereka.

“Terumbu karang adalah emas bagi masyarakat Gili Matra. Kami tidak punya minyak atau batubara, tapi punya laut yang indah. Karena itu kami akan terus bergotong royong melindungi karang kami,” kata Sanu, penggiat komunitas pesisir Gili Trawangan.
Kawasan ini memang menghadapi berbagai tantangan lingkungan, mulai dari sampah dan polusi hingga abrasi dan kenaikan permukaan air laut.
Langkah Strategis KKP
Direktur Konservasi Ekosistem KKP, Firdaus Agung menilai, asuransi terumbu karang ini sebagai langkah penting menuju perlindungan berkelanjutan.
“Kita sering memandang karang hanya sebagai sumber daya alam, padahal ia adalah aset ekonomi dan ekologi. Kalau rumah atau mobil kita asuransikan, maka sudah sewajarnya karang juga kita jaga layaknya aset berharga,” ujarnya.
Gili Matra terpilih karena memiliki nilai ekologis dan ekonomi tinggi. Selain itu, karena sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) dengan penetapan International Maritime Organization (IMO).
Harapannya, program ini menjadi model nasional perlindungan ekosistem laut berbasis pembiayaan risiko yang bisa diterapkan di wilayah pesisir Indonesia.
Melalui kolaborasi UNDP, KKP, dan mitra internasional, Gili Matra kini tidak hanya dikenal karena keindahan bawah lautnya, tetapi juga sebagai pelopor perlindungan ekosistem berbasis asuransi pertama di Indonesia. (*)