Skandal Dokumen Palsu, FIFA Sanksi FAM dan Tujuh Pemain Timnas Malaysia

Mataram (NTBSatu) – Kabar besar mengguncang dunia sepak bola Asia, setelah FIFA menjatuhkan hukuman berat kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) beserta tujuh pemain tim nasional (timnas).
Skandal pemalsuan dokumen membuat nama Malaysia tercoreng, sekaligus menghadirkan sanksi paling keras yang pernah menimpa anggota Asia Tenggara.
Mengutip Bola.net, Sabtu, 27 September 2025, Komite Disiplin FIFA menemukan pelanggaran serius terhadap Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC).
Temuan itu menunjukkan adanya tindakan manipulasi dokumen untuk kepentingan pendaftaran pemain. Hasil penyelidikan menegaskan, FAM sengaja mengajukan data palsu agar tujuh pemain asing memperoleh izin tampil bersama timnas Malaysia.
Praktik curang tersebut bermula ketika FAM mendaftarkan tujuh pemain naturalisasi menggunakan dokumen tidak sah.
Nama-nama pemain itu antara lain Gabriel Arrocha, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, serta Hector Hevel.
Skandal semakin mencuat setelah lima dari tujuh pemain tampil dalam laga kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam, pada 10 Juni 2025. Fakta itu memperkuat bukti pelanggaran sekaligus memicu reaksi cepat dari FIFA.
Hukuman Berat dari FIFA
Setelah meninjau seluruh bukti, FIFA menjatuhkan hukuman tegas tanpa kompromi. FAM diwajibkan membayar denda senilai 350.000 Franc Swiss atau sekitar Rp6,3 miliar.
Sementara itu, ketujuh pemain menerima hukuman berupa denda masing-masing 2.000 Franc Swiss dan larangan bermain selama 12 bulan penuh.
Keputusan ini bukan hanya menekan federasi, tetapi juga menghancurkan karier para pemain yang terlibat. Sanksi tersebut menandai peringatan keras bagi negara lain agar tidak mengulangi praktik serupa.
Potensi Banding dan Masa Depan Pemain
Meski hukuman sudah resmi berlaku, perjalanan kasus ini belum berhenti. FIFA merujuk status kelayakan pemain ke Tribunal Sepak Bola FIFA untuk evaluasi lebih lanjut.
FAM serta para pemain masih memiliki peluang membela diri dengan mengajukan permintaan keputusan dalam waktu sepuluh hari. Mereka juga berhak mengajukan banding ke Komite Banding FIFA.
Kasus ini menegaskan, FIFA menempatkan integritas sebagai prinsip utama. Malaysia kini harus menanggung konsekuensi besar, sekaligus berusaha mengembalikan kepercayaan publik terhadap sepak bolanya. (*)