PT ADRO Sedang Alami Cobaan Besar

Mataram (NTBSatu) – PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) tengah menghadapi tekanan berat meski mencatat pertumbuhan laba kuartalan.
Perusahaan membukukan laba bersih sebesar US$ 98 juta pada kuartal II-2025, naik 28,1 persen daripada kuartal sebelumnya. Namun, pencapaian tersebut tetap menurun tajam 75,7 persen secara tahunan (yoy).
Stockbit Sekuritas menilai, kinerja itu membuat laba bersih ADRO sepanjang semester I-2025 hanya mencapai US$ 175 juta, merosot 77,5 persen yoy. Angka ini baru memenuhi 39 persen dari konsensus proyeksi sepanjang tahun, jauh di bawah ekspektasi pasar.
Analis Stockbit menjelaskan, kenaikan laba kuartalan ini akibat lonjakan pendapatan sebesar 25 persen qoq. Pertumbuhan tersebut lebih besar daripada peningkatan beban pokok pendapatan. Yaitu, hanya 11,4 persen qoq, sementara beban operasional turun 4,4 persen qoq.
Kondisi itu membuat margin laba usaha pada kuartal II-2025 menguat menjadi 30,3 persen dari sebelumnya 20,8 persen.
Secara valuasi, ADRO memiliki rasio price to book value (PBV) sebesar 0,68 kali dan price to earning ratio (PER) 4,02 kali (TTM).
Catatan Stockbit menunjukkan PBV tersebut berada mendekati -1 standar deviasi dari rata-rata tiga tahun terakhir sebesar 0,65 kali. Sedangkan, PER tercatat sedikit di atas +1 standar deviasi historis di level 3,91 kali.
Tahun ini, ADRO diproyeksikan meraup pendapatan US$ 1,73 miliar dengan laba bersih US$ 344 juta. Mirae Asset Sekuritas memprediksi proyeksi itu akan didorong penyesuaian harga jual rata-rata (ASP) ke US$ 160 per ton.
ADRO resmi meninggalkan bisnis batu bara termal setelah melepas 99,99 persen saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) pada Desember 2024. Langkah divestasi itu menghasilkan dana US$ 270 juta dengan sisa kepemilikan 15,3 persen.
Fokus perusahaan kini beralih ke PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang memiliki cadangan 292 juta ton dan sumber daya hingga 980 juta ton.
ADMR tengah membangun proyek smelter aluminium berbasis energi hidro berkapasitas 500 ribu ton dan pipeline energi terbarukan sebesar 1,3 GW. Transformasi tersebut menjadi fondasi evolusi ADRO menuju ekosistem industri rendah emisi yang terintegrasi penuh.
Prospek Saham dan Dividen
Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk saham ADRO dengan target harga Rp 2.300. Target itu mencerminkan valuasi P/E 2025 sebesar 12,3 kali, lebih tinggi dari rerata historis.
Selain itu, analis Mirae Asset, Muhammad Farras Farhan, menilai ADRO berpotensi menawarkan dividen Rp129 per saham dengan dividend yield 6,6 persen. Menurutnya, kombinasi imbal hasil dividen dan potensi re-rating struktural menjadikan saham ADRO menarik untuk dikoleksi. (*)