Kotoran Sapi Jadi Berkah, KKN PMD Unram Desa Pringgasela Timur Optimalkan Pupuk Organik dan Pakan Ternak Alternatif sebagai Solusi di Musim Kemarau

Mataram (NTBSatu) – Tim Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram (Unram) Desa Pringgasela Timur, sukses melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat, Rabu, 23 Juli 2025.
Kegaitan pengabdian berlangsung di Balai Pertemuan KTT Kebon Telaga, Dusun Timuk Belimbing, Desa Pringgasela Timur, Lombok Timur. Dengan judul “Optimalisasi Pupuk Organik & Pakar Ternak Alternatif: Solusi Cerdas di Musim Kemarau”. Acara berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 11.30 Wita.
Kegiatan ini bertujuan memberdayakan masyarakat desa untuk mengelola kotoran sapi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Serta, pakan ternak alternatif yang ekonomis dan berkelanjutan.
Pasalnya, musim kemarau yang panjang selama ini menjadi tantangan berat bagi petani dan peternak. Terutama, dalam menjaga kesuburan tanah dan ketersediaan pakan ternak.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pringgasela Timur menyampaikan apresiasi yang tinggi atas hadirnya tim KKN Unram. Sebab, telah memberikan edukasi sekaligus praktik langsung kepada para petani dan peternak setempat.
Penyuluhan dan demonstrasi pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan baku pupuk organik, terbukti dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Materi sosialisasi disampaikan oleh Tarmizi. Ia menekankan, pentingnya pengolahan limbah ternak, khususnya kotoran sapi menjadi pupuk organik dan pakan fermentasi sebagai solusi cerdas menghadapi musim kemarau.
Sosialisasi ini memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat tentang potensi kotoran sapi sebagai sumber daya berharga dan berkelanjutan.
Tingkatkan Kemandirian Petani dan Peternak

Selain itu, dalam sesi tanya jawab, peserta sangat antusias mengikuti sosialisasi pembuatan pupuk organik padat dan fermentasi pakan ternak dari limbah kotoran sapi. Langkah ini diyakini mampu membantu peternak mengatasi kekurangan pakan tanpa harus bergantung pada pasokan dari luar desa.
Peserta pun langsung mempraktikan pembuatan pupuk padat menggunakan bahan lokal seperti kotoran ternak, jerami, daun kering, dan dedak. Pemanfaatan limbah ini tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga menekan biaya produksi dan meningkatkan kemandirian para petani dan peternak desa.
Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan penuh semangat, menciptakan sinergi positif antara akademisi dengan masyarakat desa. Hal ini sebagai upaya mewujudkan solusi praktis yang ekonomis, ramah lingkungan, dan berkelanjutan di tengah tantangan iklim yang kian berubah.
Harapannnya, hasil dari kegiatan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang dan menjadi contoh untuk desa-desa lain di wilayah Nusa Tenggara Barat. Serta berharap, agar kolaborasi serupa terus dikembangkan oleh Universitas Mataram demi pemberdayaan masyarakat desa secara mandiri dan inovatif. (*)