INTERNASIONAL

23 Negara Ajukan Permohonan Keanggotaan Penuh BRICS

Mataram (NTBSatu) – Sebanyak 23 negara mengajukan permohonan resmi untuk bergabung dengan aliansi BRICS. Kini, BRICS telah memperluas jaringannya dari 5 anggota pendiri menjadi 11 anggota penuh.

Perluasan ini menunjukkan adanya ketertarikan masif dari berbagai negara, untuk mencari alternatif dari lembaga-lembaga yang selama ini didominasi oleh kekuatan Barat.

Ekspansi BRICS terjadi secara bertahap. Setelah Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan sebagai anggota pendiri, enam negara baru telah resmi bergabung. Mereka adalah Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Indonesia, dan Arab Saudi.

Selain itu, aliansi ini juga telah menetapkan 13 negara mitra yang memiliki posisi strategis di kawasan masing-masing. Di antaranya, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan.

BRICS kini memiliki kekuatan ekonomi yang signifikan, menyumbang lebih dari 25 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global dan mewakili hampir setengah dari populasi dunia. Kekuatan ini menjadikan BRICS sebagai pemain kunci dalam ekonomi dan perdagangan internasional.

IKLAN

Daftar 23 Negara Ajukan Kenggotaan BRICS

Menurut laporan Watcher Guru, dari 32 negara yang berminat, 23 di antaranya telah mengajukan permohonan resmi untuk menjadi anggota.

Beberapa negara yang paling serius dalam upaya ini adalah Bahrain, Malaysia, Turki, Vietnam, Belarus. Kemudian, Sri Lanka, Meksiko, Kuwait, Thailand, dan Uzbekistan.

Mereka tertarik bergabung dengan BRICS untuk mendapatkan akses ke pembiayaan alternatif melalui Bank Pembangunan Baru (NDB), dan mengurangi ketergantungan pada transaksi dengan mata uang dolar Amerika Serikat.

Bergabungnya negara-negara ini dapat memberikan keuntungan strategis bagi BRICS. Misalnya, negara-negara produsen minyak seperti Bahrain dan Kuwait akan memperkuat posisi BRICS dalam sektor energi.

Meksiko dapat membuka akses pasar Amerika Latin, sementara Belarus akan membuka jalur strategis di Eropa Timur yang sebelumnya belum terjangkau oleh aliansi.

IKLAN

Namun, proses perluasan ini tidak luput dari tantangan internal. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio 2025, para pemimpin BRICS membahas kriteria keanggotaan baru.

Meski demikian, perpecahan internal terlihat. Tiongkok dan Rusia cenderung mendukung perluasan yang cepat, sedangkan Brasil dan India lebih memilih pendekatan yang hati-hati dalam menerima anggota baru.

Tantangan juga datang dari luar, terutama dari negara-negara Barat. Presiden AS, Donald Trump sempat menyatakan, BRICS sudah mati dan mengancam akan menaikkan tarif bagi negara-negara BRICS yang mencoba menggerus dominasi dolar AS. Hal ini menunjukkan kekhawatiran Barat terhadap pengaruh BRICS yang semakin besar.

Meski demikian, BRICS terus menarik anggota baru. Bank Pembangunan Baru (NDB) sebagai salah satu instrumen keuangan utama aliansi, telah menyalurkan lebih dari USD32 milar untuk 96 proyek sejak 2016.

NDB menyediakan, pinjaman infrastruktur dalam mata uang lokal yang mengurangi eksposur negara-negara berkembang terhadap volatilitas dolar AS. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button