Tak Ada Lawan, Jumbo Jadi Film Terlaris di Indonesia Agustus 2025

Mataram (NTBSatu) – Industri perfilman Indonesia mencatat sejarah baru pada 2025. Film Jumbo kokoh memecahkan rekor sebagai film terlaris sepanjang masa di Tanah Air.
Per Agustus 2025, Jumbo mengumpulkan 10,1 juta penonton, melampaui capaian fenomenal yang sebelumnya diraih KKN di Desa Penari pada 2022 dan Agak Laen pada 2024.
Data menunjukkan dominasi film lokal di layar bioskop nasional. Dari sepuluh film teratas, delapan berasal dari karya sineas Indonesia, memperlihatkan apresiasi tinggi masyarakat terhadap kualitas produksi dalam negeri.
Melansir Goodstats, berikut daftar lengkap 10 film terlaris di Indonesia per Agustus 2025:
- Jumbo – 10,1 juta penonton;
- Pabrik Gula – 4,7 juta penonton;
- Petaka Gunung Gede – 3,2 juta penonton;
- Komang – 3 juta penonton;
- Jalan Pulang – 2,8 juta penonton;
- Sore: Istri dari Masa Depan – 2,7 juta penonton;
- Mission: Impossible – The Final Reckoning – 2,49 juta penonton;
- Jurassic World: Rebirth – 2,42 juta penonton;
- Qodrat 2 – 2,2 juta penonton;
- Pengepungan di Bukit Duri – 1,8 juta penonton.
Posisi puncak yang diraih Jumbo menjadi bukti keberhasilan film lokal menyaingi, bahkan mengungguli produksi internasional.
Dua film Hollywood yang masuk daftar, yakni Mission: Impossible – The Final Reckoning dan Jurassic World: Rebirth, tetap berada di bawah dominasi film-film Indonesia.
Kesuksesan ini mencerminkan peningkatan signifikan pada kualitas sinematografi, kekuatan cerita, dan kemampuan sineas nasional dalam menghadirkan tontonan berkualitas yang mampu menarik jutaan penonton.
Kehadiran genre beragam, mulai dari drama keluarga, horor, hingga fiksi ilmiah, memperkaya pengalaman penonton dan membuka peluang lebih besar bagi perfilman Indonesia untuk berkembang.
Dominasi ini juga menegaskan bahwa penonton dalam negeri semakin percaya terhadap karya anak bangsa.
Tantangan berikutnya bagi sineas Indonesia adalah mempertahankan kualitas, menghadirkan inovasi dalam cerita, serta menjaga standar teknis yang setara dengan film internasional.
Dengan pencapaian seperti ini, peluang perfilman Indonesia untuk menembus pasar global semakin terbuka lebar. (*)