Mataram (NTBSatu) – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) segera membuka rekrutmen guru untuk Sekolah Garuda baru mulai tahun 2025.
Para guru yang terpilih akan berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Mereka bakal mengajar di empat Sekolah Garuda baru yang jadwalnya mulai beroperasi pada Juni 2026.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Profesor Stella Christie menjelaskan, proses rekrutmen guru ASN akan mulai pada pertengahan tahun 2025. Formasi kebutuhan akan diumumkan sekitar Juli 2025. Sedangkan tes seleksi ASN jadwalnya berlangsung pada Januari 2026.
“Rekrutmen guru akan mulai dari tahun ini karena prosesnya panjang kalau ASN. Kira-kira dari tesnya itu nanti Januari, tapi dari sekitar Juli itu mungkin sudah ada kebutuhan formasi. Jadi proses semua itu sudah mulai dari tahun ini,” ucap Stella mengutip Detik.
Masing-masing Sekolah Garuda baru akan merekrut sekitar 50 guru. Sehingga total yang dibutuhkan 200 tenaga pengajar untuk empat sekolah. Guru-guru tersebut akan mengajar sekitar 160 siswa di setiap sekolah.
Utamakan lulusan PPG
Pemerintah mengutamakan guru lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Namun, sambung Stella, jika kebutuhan formasi belum terpenuhi, pemerintah akan mempertimbangkan untuk mengadakan PPG tambahan bagi calon guru terseleksi.
“Kalau formasi guru ASN harus sudah ada PPG. Tapi kita juga akan lihat, misalnya kurang, gitu, kita akan bikinkan. Tapi setelah itu harus pelatihan dulu juga (kurikulum) sementara kita pakai IB (International Baccalaureate) ya,” ucapnya.
Sekolah Garuda baru akan menerapkan kurikulum nasional pada kelas 10, dan kurikulum IB untuk kelas 11 dan 12. Karena itu, seluruh guru terpilih akan menjalani pelatihan intensif terkait pengajaran kurikulum IB setelah lolos seleksi ASN.
Pelatihan ini akan bekerja sama dengan lembaga IB resmi serta didukung oleh kerja sama dengan UNICEF.
Rekrutmen guru Sekolah Garuda baru 2025 menjadi peluang besar bagi lulusan PPG yang ingin menjadi bagian dari transformasi pendidikan nasional.
Dengan status ASN, pelatihan berkualitas, serta pengakuan internasional lewat kurikulum IB, program ini membuka lembaran baru bagi sistem pendidikan inklusif dan berkualitas di Indonesia. (*)