Jakarta (NTBSatu) – Pimpinan Universitas Gajah Mada (UGM) menerima perwakilan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), beraudiensi meminta klarifikasi ijazah palsu Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Perwakilan TPAU itu di antaranya, Roy Suryo, Tifauzia, dan Rismon Hasiholan. Mereka mendatangi kampus yang terletak di Yogyakarta itu pada Selasa, 15 Maret 2025.
“Tiga orang itu bertemu langsung dengan Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni, Arie Sujito,” tulis UGM dalam keterangan resminya, Selasa, 15 April 2025.
“Kemudian Sekretaris Universitas, Andi Sandi, Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, dan Ketua Senat Fakultas Kehutanan, San Afri Awang,” tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, pihak kampus menyatakan bahwa Joko Widodo adalah alumnus Fakultas Kehutanan UGM.
“Yang bersangkutan telah melaksanakan seluruh proses studi, mulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681 dan wisuda pada tanggal 5 November 1985,” ungkapnya.
Selain itu, UGM memastikan pihaknya tidak terkait dengan konflik kepentingan antara TPUA dan Mantan Presiden Jokowi.
UGM menekankan bahwa sebagai institusi publik yang melaksanakan sistem pendidikan tinggi di Indonesia, terikat dengan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan perlindungan data pribadi dan Keterbukaan Informasi Publik.
“Oleh sebab itu, UGM hanya bersedia menunjukkan data yang bersifat publik. Sedangkan data yang bersifat pribadi, hanya akan diberikan jika diminta secara resmi oleh aparat penegak hukum,” tegasnya.
Respons Roy Suryo
Sementara itu, menurut Roy Suryo, pertemuan terbatas tersebut sempat berlangsung tegang.
“Kami hampir melakukan walk out, karena tadi eskalasi cukup tinggi. Tapi kami menjaga karena kita keluarga besar,” ujar Roy usai pertemuan.
Dalam pertemuan, tim Roy sempat melihat skripsi milik Jokowi. Namun ia menyebut ada sejumlah kejanggalan.
“Skripsi Jokowi ada perbedaan ketikan. Batang tubuh diketik mesin ketik biasa dan di depannya itu cetakan tidak pada zamannya,” ungkap Roy.
Meski pihak kampus bisa menyebutkan nama dosen penguji, Roy menilai secara administratif dokumen tersebut kurang lengkap.
Mereka juga mendapatkan informasi soal lokasi KKN Jokowi, namun Roy mengatakan timnya akan melakukan kroscek lebih lanjut.
Roy menyesalkan UGM yang mendapat peringkat kedua nasional dalam keterbukaan informasi, tetapi saat meminta keterangan skripsi Jokowi, pihak kampus justru tidak menyiapkan.
Mengenai ijazah asli Jokowi, Roy menyebut dokumen tersebut tidak disimpan di kampus. Namun, timnya yang akan bergerak ke Solo akan melihat langsung.
“Ijazah asli InsyaAllah besok akan dilihat teman-teman yang bergerak ke Solo. Saya tidak bergerak Solo karena harus pulang ke Jakarta,” pungkasnya. (*)