Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram terpaksa melakukan efisiensi besar-besaran, menyusul dana transfer dari Pemerintah Pusat turun signifikan.
Jika biasanya pada triwulan pertama Pemkot menerima hingga Rp400 miliar, tahun ini jumlah tersebut merosot tajam hanya Rp220 miliar.
Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana mengungkapkan, kondisi ini saat menghadiri acara halalbihalal bersama jajaran DPRD Kota Mataram, Kamis, 10 April 2025.
Ia menegaskan, situasi fiskal yang menantang ini memaksa seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk berhemat secara ketat.
“Saya sudah instruksikan kepada semua OPD untuk memangkas anggaran perjalanan dinas hingga 50 persen. Ini juga berlaku untuk saya dan para wakil. Melalui langkah ini, kita bisa menghemat sekitar Rp31 miliar,” ujar Mohan.
Penghematan anggaran tersebut akan diarahkan untuk mendanai program-program afirmatif yang berdampak langsung pada masyarakat.
Wali Kota memastikan sektor-sektor vital seperti kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik tetap menjadi prioritas.
“Kita tidak ingin masyarakat dirugikan. Pelayanan dasar harus tetap berjalan dengan baik, meski fiskal kita sedang sempit,” tambahnya.
Beberapa Dana Alokasi Khusus (DAK) yang seharusnya diperuntukkan bagi sektor strategis tahun ini, justru tidak dikucurkan sama sekali.
Misalnya, DAK senilai Rp30 miliar untuk pengadaan fasilitas rumah sakit serta Rp2,5 miliar untuk infrastruktur melalui Dinas PUPR.
“Ini tentu berdampak pada pelaksanaan beberapa program besar. Namun kita tetap prioritaskan kebutuhan yang paling mendesak dan mendasar,” jelasnya.
Mohan juga menyinggung kondisi ekonomi global yang dinamis dan penuh ketidakpastian, seperti kebijakan proteksionisme dari negara-negara besar.
Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi kemungkinan dampak ekonomi eksternal.
“Kita tidak bisa menunggu atau bergantung. Daerah harus siap, mandiri, dan responsif dalam menghadapi segala tantangan, baik dari dalam negeri maupun global,” pungkasnya. (*)