Jakarta (NTBSatu) – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai langkah negosiasi Indonesia menghadapai kebijakan perang dagang Amerika Serikat (AS) merupakan keputusan yang tepat.
“Kebijakan dan langkah-langkah pemerintah menghadapi 32 persen tarif Presiden AS Donald Trump, saya nilai baik dan tepat. Lebih memilih negosiasi daripada retaliasi,” ujarnya melalui akun X miliknya @SBYudhoyono dikutip, Kamis, 10 April 2025.
SBY menyebut, strategi Presiden RI Prabowo Subianto sebagai dual track strategy. Yakni melakukan komunikasi dengan para pemimpin ASEAN dan secara simultan mengirim tim negosiasi ke Washington DC.
“Ingat, bukan hanya ASEAN telah menjadi economic community. Tetapi di tengah tantangan berat untuk menembus pasar di banyak negara, ekonomi ASEAN merupakan sandaran. Dan pasar bersama di sub-kawasan ini,” imbuhnya.
Ia menambahkan, tindakan otoritas moneter dalam keterpaduannya dengan otoritas fiskal untuk menjaga dan mengamankan nilai tukar rupiah. Serta, saham-saham Indonesia sangat diperlukan.
Sebab, jelas dia, kalau diserahkan kepada mekanisme pasar semata di tengah gonjang-ganjing pasar saham dan mata uang, bisa menjadikan nilai saham dan rupiah diganjar secara berlebihan. Sehingga menembus batas toleransi psikologis.
Indonesia mempunyai banyak pengalaman mengenai itu di masa lalu.
“Pandangan dan saran saya, pemerintah terus melakukan upaya gigih untuk menjaga ekonomi Indonesia, di tengah makin tinggi dan makin meluasnya intensitas perang tarif di dunia,” kata SBY.
Pendiri Partai Demokrat ini mengingatkan, perang dagang yang baru saja mulai bisa berlangsung lama. Oleh sebab itu, ia mengingatkan Indonesia harus mampu mencegah krisis ekonomi sekecil apa pun. Indonesia juga harus membuat ekonomi semakin berketahanan di masa depan.
“Saya mendukung upaya pemerintah untuk terus memperkuat fundamental ekonomi. Serta meningkatkan daya saing barang dan jasa yang dihasilkan di negeri ini,” ungkap SBY.
“Juga upaya untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan agar masyarakat kita memiliki penghasilan dan daya beli yang makin tinggi. Juga upaya untuk menjaga keamanan fiskal kita agar tetap sehat, termasuk pengendalian utang negara,” tambahnya.
Kebijakan Tarif AS
Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump mulai mengobarkan perang dagang dengan berbagai negara melalui penerapan impor tinggi atas barang yang masuk ke negaranya.
Kebijakan ini ia terapkan atas barang impor yang berasal dari 180 negara. Trump memberlakukan tarif setengah dari jumlah yang diterapkan negara lain kepada AS. Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak kebijakan itu.
AS menetapkan tarif dagang 32 persen untuk barang-barang dari Indonesia. Dalam tabel yang Trump paparkan, Indonesia telah mengenakan tarif 64 persen terhadap barang-barang AS selama ini.
“Kami akan menagih mereka sekitar setengah dari apa yang telah mereka tagihkan kepada kami,” kata Donald Trump, seperti CNBC beritakan pada Rabu, 2 April 2025
Tarif dagang untuk Indonesia lebih besar dari beberapa negara Asia lainnya. Yakni Malaysia dan Jepang sebesar 24 persen, Filipina sebesar 17 persen, dan Singapura sebesar 10 persen.
Ada pula beberapa negara Asia yang terkena tarif dagang lebih besar, seperti China 34 persen, Thailand 36 persen. Kemudian, Vietnam 46 persen, dan Kamboja 49 persen. (*)