Mataram (NTBSatu) – Seorang pengantin wanita di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), mendadak meminta cerai sesaat setelah prosesi ijab kabul.
Kejadian ini terekam dalam sebuah video di akun Instagram @unikinfold dan menjadi viral di media sosial, memicu gelombang reaksi dari warganet.
Dalam video tersebut, tampak suasana akad nikah awalnya berlangsung khidmat. Pengantin pria mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu dan wali nikah. Pihak keluarga besar dari kedua belah pihak khidmat menyaksikan.
Kedua mempelai terlihat duduk berdampingan di pelaminan, tanpa tanda-tanda ada permasalahan.
Namun, suasana mendadak berubah setelah penghulu menyatakan akad nikah sah. Secara tiba-tiba, pengantin wanita berdiri dan menyampaikan keinginannya untuk bercerai.
Ia mengucapkan kalimat dalam bahasa daerah, “Pak Ketip, aku nak sara, aku dak senang, dia ngecakan aku, dem aku nak sara”. Adapun terjemahannya, “Pak Penghulu, saya ingin cerai, saya tidak suka, dia melecehkan saya, saya ingin cerai.”
Aksi tersebut sontak mengejutkan seluruh tamu yang hadir. Pengantin pria hanya bisa terdiam menyaksikan istrinya berjalan pergi menuju kamar.
Pihak penghulu yang berada di lokasi mencoba menenangkan suasana dan menyarankan, agar permasalahan diselesaikan secara kekeluargaan.
Belum diketahui secara pasti alasan di balik permintaan cerai yang mendadak ini.
Tanggapan Warganet
Namun, salah satu akun bernama @azizah.hanum_lpw memberikan penjelasan. Ia menerangkan, dalam budaya setempat, perempuan yang merasa dilecehkan oleh laki-laki harus segera dinikahkan demi menjaga kehormatan keluarga.
Namun dalam kasus ini, dugaannya sang perempuan menolak pernikahan karena secara terpaksa.
“Aku terjemahkan bahasa mereka ya, “Aku mau cerai, aku ga suka, dia melecehkan aku,”. Jadi kalau di kampung sana kalau perempuan sudah dilecehkan sama laki-laki maka harus dinikahkan. Mitosnya kalau tidak dinikahkan, keluarga perempyan jadi malu (menutupi malu makanya dinikahkan). Tapi perempuan tidak mau nikah secara dipaksa,” komentar akun @azizah.hanum_lpw.
Insiden ini menuai perhatian luas dari warganet. Banyak yang memberikan dukungan kepada pengantin perempuan, dan memujinya atas keberaniannya menyuarakan penolakan terhadap pernikahan yang tidak sesuai dengan kehendaknya.
“Semoga mbak mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan lebih baik setelah ini. Tidak apa-apa kalau mau meninggalkan keluarga yang memutuskan kamu harus menikah dengan orang yang melecehkan kamu mba,” tulis akun @rifqinaulya.
“Anehnya keluarga kok malah menikahkan, bukannya melaporkan ke polisi karena anaknya dilecehkan.” Tambah akun @ameliashz
Peristiwa ini pun memicu diskusi di media sosial mengenai pentingnya persetujuan dalam pernikahan, serta tekanan sosial terhadap perempuan di sejumlah daerah. (*)