Pendidikan

Kisah Ali Anak Kuli Bangunan Lombok Timur yang Tembus UI, Rencana Jual Rumah Jika Lanjut Studi

Mataram (NTBSatu) – Ali Azwar akrab disapa Ali adalah salah satu siswa berprestasi asal Lombok Timur yang berhasil lulus di Universitas Indonesia (UI) melalui jalur undangan.

Sejak SMA, Ali memang sudah tertarik dalam bidang akademik. Ali menjadi perwakilan SMAN 1 Aikmel untuk perlombaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) Astronomi, dan aktif dalam kegiatan organisasi. 

Saat ini, Ali sudah semester dua pada Teknik Industri Universitas Indonesia.

Minggu siang, 30 Maret 2025 sehari menuju hari raya Ali masih berada di tanah rantauan.

Saat dihubungi NTBSatu melalui WhatsApp, Ali menyampaikan masih berada di kamar kosnya yang berada di Kutek (Kukusan Teknik) UI.

IKLAN

Ali belum bisa kembali ke rumah untuk merayakan hari kemenangan karena terkendala biaya dan waktu libur yang singkat.

Ia memilih untuk menyimpan uang demi kebutuhannya di tanah rantauan dan melaksanakan kegiatan positif untuk mengisi waktu liburnya. 

Perjuangan dan pengorbanan Ali tidak mudah untuk sampai pada titik sekarang. 

Ayah Ali, bekerja sebagai Kuli bangunan. Sementara ibunya sebagai ibu rumah tangga.

“Mungkin dari Bapak, tetap ada pendapatan dari menjadi kuli bangunan. Pendapatan bersihnya per hari sekitar Rp100 ribu,” cerita Ali Azwar Mahasiswa Teknik Industri UI.

Ali sebagai anak kedua memiliki empat saudara lainnya, dengan laki-laki sebanyak dua orang dan tiga orang saudara perempuan.

Untuk menghidupi anak-anaknya, Ayah Ali juga meraup pendapatan tambahan tapi tidak tetap. Pekerjaannya membantu orang.

Sejak dahulu, orang tua Ali selalu mendorong dan memotivasi Ali untuk tetap fokus dalam belajar.

“Untuk biaya tetap menjadi tanggungan Bapak, Ali cukup fokus ke sekolahnya saja,” cerita Ali sambil mengingat kembali pesan orang tuanya.

Alasan Ali Memilih UI

Alasan Ali memilih UI sebagai kampus impiannya adalah karena arahan dari orang tua. Hal ini terbukti dari support orang tua Ali yang sangat besar untuknya.

“Walaupun pendidikan orang tua saya terbatas, tapi pasti mengenal UI. Jadi dari awal Bapak meminta saya untuk bisa lanjutin kuliah di UI untuk merubah nasib keluarga,” kata Ali.

Di samping itu, SMAN 1 Aikmel memiliki track record baik di UI. Banyak lulusan tahun-tahun sebelumnya yang lulus di UI. Hal ini menjadi peluang besar untuk Ali.

Ali tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia terus belajar untuk mengembangkan diri di Universitas Indonesia.

“Saya ikut Himpunan Mahasiswa Teknik Industri, kemudian ikut BEM Fakultas. Rencananya nanti saya coba naik, ikut BEM UI,” jelasnya.

Dengan keterbatasan biaya tidak menyurutkan semangat Ali untuk menjalani pendidikannya. Apalagi dengan melihat semangat perjuangan orang tuanya.

“Ini rencananya Ibu, waktu itu sempat bimbang memilih tempat kuliah. Saya bilang untuk coba di luar, mungkin nasib kita bisa lebih baik,” kata Ali.

Rela Jual Rumah Demi Lanjutkan Studi

Sebelumnya, Ali sempat bimbang melanjutkan studinya. Alasannya, masalah biaya pendidikan dan sebagainya. Bahkan, Ibunya rela menjual rumah kalau misalnya nanti Ali lanjut kuliah di luar daerah.

“Sebenarnya sudah kita rencanakan dari jauh hari, saya hanya diminta fokus belajar. Untuk masalah biaya tetap dari orang tua sampai mau menjual rumah untuk Saya,” ucapnya.

Hal ini membuat Ali berusaha untuk mencari beasiswa yang dapat membantu kehidupannya ketika berkuliah di UI. Seminggu setelah berkuliah Ali mencoba mencari beasiswa.

“Alhamdulillahnya Saya dapat beasiswa BSI. Perbulan dapat Rp1.4 juta dan sudah ada tanggungan untuk UKT,” jelasnya.

Namun, karena hidup di Ibu Kota serta banyak kebutuhan lainnya, uang beasiswa tersebut tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga, butuh uang tambahan dari orang tuanya.

Ali memberikan pesan kepada kawan-kawan yang sedang berjuang di bangku SMA khususnya bagi siswa yang ada di NTB.

“Jangan takut bermimpi, karena Allah SWT tidak mungkin membawa suatu hambanya yang sedang berjuang untuk gagal,” pesannya.

“Tetap semangat, kalau ada niat dan dukungan orang tua pasti selalu ada jalan,” tutup Ali menambahkan. (*)

Atim Laili

Jurnalis Hukum Kriminal

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button