Jakarta (NTBSatu) – Salah seorang penyiar RRI, Aiinizza mengungkapkan, kegelisahannya kepada Presiden Prabowo Subianto atas informasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi pada lembaga penyiaran publik tersebut.
Melalui akun Instagram pribadinya @aiinizzaa, ia mengatakan sedang menghadapi cobaan sangat berat beberapa hari belakangan ini.
“Untuk bapak Presiden, ada ratusan pegawai di luar sana, termasuk saya dan teman-teman saya harus merasakan sesuatu yang tidak pernah kami pikirkan ini akan terjadi kepada kami sebelumnya,” ujarnya dalam unggahan video, Minggu, 9 Februari 2025.
Selama sebelas tahun mengabdi untuk negara, ia menuturkan, memikul kerjaan yang lebih banyak daripada upah yang perusahaan berikan.
Namun, karena cinta yang terlalu besar pada tempatnya bekerja, ia memilih bertahan sampai pada akhirnya kena PHK.
“Bapak, kita tau bahwa efisiensi anggaran yang bapak lakukan saat ini untuk menunjang program bapak berjalan dengan baik. Seperti program makan gratis kepada anak-anak,” kata salah satu penyiar Pro 2 RRI Ternate ini.
“Tapi taukah bapak? pagi hari bapak berhasil memberikan makan gratis bergizi, tapi ketika mereka pulang ke rumah, anak-anak mendapati orang tuanya tidak bisa memberikan makan siang dan makan malam yang layak. Karena ternyata orang tuanya harus di rumahkan, karena efisensi yang bapak lakukan,” cetusnya menambahkan.
Hal tersebut membuatnya mempertanyakan terkait keberpihakan dan kecintaan Presiden Prabowo terhadap rakyatnya.
“Ini bukan hanya suara saya dan teman-teman di lembaga yang sama. Tapi ada suara dari mereka yang sejak awal Februari bingung soal ini sebenarnya apa. Bapak, 11 tahun ini ini bagaimana caranya untuk saya bisa segera move on?,” tanyanya dalam videonya itu.
Hingga berita ini terbit, postingan tersebut mendapatkan respons sebanyak 232 ribu kali tayangan, 10,5 ribu like, 891 komentar, dan 3.334 kali share.
Kabar PHK Karyawan TVRI dan RRI
Sebelumnya, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, berujung pada ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan di dua lembaga penyiaran publik yakni TVRI dan RRI.
Mengutip Kontan, Senin, 10 Februari 2025, salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengaku, TVRI melakukan pemangkasan karyawan yang berstatus kontributor se-Indonesia sejak 4 Februari 2025.
Hal ini merupakan imbas dari efisiensi anggaran kementerian atau lembaga mencapai lebih dari 50 persen, sehingga berdampak pada operasional TVRI.
Lebih lanjut, RRI juga melakukan mengurangi jumlah karyawan kontrak secara massal di seluruh Indonesia.
Bahkan, akun Instagram @RRI_Semarang mengumumkan menonaktifkan sementara pemancar AM 801 Khz dan FM 88,2 Mhz. Pendengar Pro 4 RRI Semarang kini dialihkan ke kanal streaming RRI Digital, mulai 10 Februari 2025.
Merespons hal itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN), Ristadi mengaku, sudah mendengar isu PHK karyawan di TVRI dan RRI.
“Namun, kami belum mendapat laporan detailnya,” katanya, Minggu, 9 Februari 2025.
Sementara, Koordinator Advokasi Kebijakan Nasional Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi), Guruh Dwi Riyanto mengatakan, jika benar PHK karyawan di TVRI dan RRI terjadi, maka ia sangat menyayangkan keputusan kedua lembaga penyiaran publik tersebut.
Meski tidak memiliki data resmi, Guruh menilai bahwa tren PHK di industri media meningkat terutama setelah Undang-Undang Cipta Kerja berlaku. PHK ini terjadi baik di perusahaan media besar, menengah, hingga rintisan.
Kondisi ini tambah parah dengan adanya serangan balik dari manajemen perusahaan, terhadap para pekerja media yang berserikat demi memperjuangkan hak-haknya.
“Sindikasi mendorong agar perusahaan media dan kreatif sebisa mungkin menghindari terjadinya PHK. Sehingga PHK hanya sebagai langkah terakhir,” pungkas Guruh. (*)