Jakarta (NTBSatu) – Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, menyoroti dampak lingkungan yang timbul dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pasalnya, sisa makanan program MBG akan menjadi limbah organik yang mengancam lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Sebagai wakil rakyat mewakili NTB, ia menilai persoalan tersebut merupakan isu penting. Johan Rosihan mendorong agar permasalahan ini segera mendapat penanganan dan program MBG tidak menjadi beban lingkungan.
Menurutnya, inisiatif pengelolaan limbah makanan seperti yang Pemerintah Kota Mataram lakukan, yakni mengolah sisa makanan menjadi pakan maggot, adalah langkah yang sangat baik.
“Namun, implementasi ini perlu diperluas ke daerah lain di NTB. Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan komunitas atau UMKM lokal yang bergerak di bidang pengelolaan sampah organik untuk mempercepat realisasi sistem ini,” katanya kepada NTBSatu, Sabtu, 25 Januari 2025.
Menurut Johan, pelaksana program penting melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara memilah limbah sejak awal.
“Dengan memilah limbah organik dan anorganik, pengelolaannya akan lebih mudah dan efektif,” sebut anggota dewan Fraksi PKS ini.
Kemudian, ia juga mendorong pemerintah untuk meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai pada program ini. Sebagai alternatif, sambungnya, pemerintah dapat menggunakan kemasan ramah lingkungan, seperti wadah berbahan daun atau kemasan yang dapat terurai secara alami.
Selain itu, politisi Senayan asal Sumbawa ini menuturkan bahwa pemerintah harus menyediakan fasilitas pengelolaan limbah yang memadai. Seperti pusat kompos atau tempat pembiakan maggot di setiap kabupaten atau kota.
“Anggaran untuk hal ini dapat dimasukkan dalam alokasi program makan bergizi gratis sebagai bagian integral dari pelaksanaan program,” pungkasnya.
Di samping itu, bagi Johan, program ini dapat melibatkan perguruan tinggi, komunitas lingkungan, dan sektor swasta. “Perguruan tinggi bisa berperan dalam memberikan solusi teknologi pengelolaan limbah. Sementara sektor swasta dapat membantu pembiayaan dan inovasi produk ramah lingkungan,” tandasnya. (*)