
Mataram (NTBSatu) – Pemprov NTB terus menunjukkan optimisme terhadap keberlanjutan proyek pembangunan jalan tol Lembar – Kayangan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Dana Indra Priaja mengharapkan, proyek ini menjadi solusi atas permasalahan lalu lintas yang semakin padat di jalur Narmada – Mantang – Masbagik hingga Pelabuhan Kayangan.
Rasio Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) di jalur ini telah mencapai 0,7. Mencerminkan kondisi mendesak untuk membangun jalan alternatif baru, guna mengurangi tekanan pada infrastruktur yang ada.
Pembangunan jalan tol Lembar – Kayangan diperkirakan membutuhkan anggaran Rp1,9 triliun hanya untuk pembebasan lahan. “Kita optimis proyek ini dapat menarik minat investor, terutama karena jalan tol ini akan menjadi jalur strategis yang menghubungkan dua pelabuhan utama di Lombok,” ungkap Dana.
Dana meyakini, jalan tol yang akan menghubungkan dua pelabuhan utama di Pulau Lombok, yakni Pelabuhan Lembar dan Kayangan, memiliki nilai strategis untuk mendukung aktivitas logistik dan ekonomi di wilayah ini.
“Biasanya para investor akan melihat potensi besar dari jalan tol ini. Kami berharap Gubernur terpilih, Pak Iqbal bisa mengambil langkah proaktif dalam menawarkan proyek ini kepada pihak-pihak yang berminat,” ujar Dana.
Pemprov NTB juga menaruh harapan besar pada Gubernur NTB terpilih, Lalu Muhammad Iqbal, untuk mempercepat realisasi proyek ini.
Harapannya, gubernur dapat menjalin hubungan yang erat dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tujuannya, memastikan dukungan penuh dari pemerintah pusat.
Dalam konteks pembangunan infrastruktur strategis, kerja sama antara pemerintah daerah dan pusat menjadi kunci utama keberhasilan.
“Dengan keberadaan jalan tol ini, akses transportasi akan jauh lebih efisien. Termasuk, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Tentunya mengurangi kepadatan di jalur eksisting yang saat ini sudah sangat tinggi,” lanjut Dana.
Potensi dan Risiko dari Tiga Alternatif Jalur
Sampai saat ini, Pemprov NTB telah mengajukan tiga alternatif jalur untuk proyek jalan tol Lembar-Kayangan.
Kendati demikian, pemilihan jalur terbaik memerlukan kajian mendalam, baik dari aspek teknis, sosial, maupun lingkungan.
Saat ini, proyek tersebut telah berada dalam tahap pra-FS, di mana tiga alternatif jalur telah dipertimbangkan.
Jalur pertama mengikuti Rencana Umum Jaringan Jalan (Renjun) dari Kementerian PUPR, yang menggunakan jalur jalan nasional. Jalur kedua melewati wilayah tengah melalui Mandalika, Lombok Tengah, sedangkan jalur ketiga berada di bagian selatan, juga melewati kawasan Mandalika.
“Rencananya, panjang jalan tol mencapai 80 kilometer dengan lebar 30-60 meter, sesuai standar jalan tol,” tambah Dana.
Pemprov berharap jalur yang dipilih tidak hanya menjadi solusi transportasi, tetapi juga mempertimbangkan potensi dampak sosial, seperti relokasi warga dan alih fungsi lahan yang bisa memicu resistensi dari masyarakat.
Namun, keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Jika dikelola dengan baik, jalan tol ini tidak hanya menjadi solusi transportasi, tetapi juga katalis bagi pertumbuhan ekonomi NTB secara keseluruhan. (*)