Hukrim

Polisi Telusuri Keberadaan Saksi Kunci Kematian Santriwati Ponpes Al Aziziyah

Mataram (NTBSatu) – Polresta Mataram menelusuri keberadaan saksi kunci kematian santriwati Ponpes Al Aziziyah, Lombok Barat, Nurul Izzati inisial M.

“Menyentuh saksi terakhir. Mudahan ada petunjuk, Buser di lapangan sedang mencari (saksi kunci),” kata Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, Rabu, 8 Januari 2025.

Saksi kunci tersebut berinisial M. Ia merupakan bibi dapur yang bekerja di Ponpes Al Aziziyah. Informasi beredar, yang bersangkutan sedang berada di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Namun, analisa kepolisian M masih berada di NTB.

“Analisa kami tidak keluar negeri,” ungkap Regi.

Informasi lain, ada dugaan bahwa pondok pesantren berupaya menghalangi dan meniadakan saksi kunci. “Belum ada informasi itu,” jelasnya.

Sebelum keluarga menjemput dan membawanya berobat ke Lombok Timur, Nurul bercerita ke M jika ia menjadi korban pemukulan teman-temannya.

“(Korban) menghubungi satu orang saksi. Ketika korban sebelum dibawa ke Lombok Timur, melapor dipukul temen,” kata Regi sebelumnya.

Setelah mendapat informasi itu, polisi pun memeriksa pihak ponpes Al Aziziyah. Namun saat memberikan keterangan, pengurus pondok mengaku bahwa M telah ke luar negeri menjadi PMI.

“Pada saat waktu pemeriksaan, pihak ponpes memberikan ke keterangan ke kami, saksi ini menjadi pergi ke TKI,” ujar mantan Kasat Reskrim Polres Sumbawa ini.

Polisi Kantongi Hasil Autopsi

Sebelumnya, kepolisian juga telah mengantongi hasil autopsi kematian santriwati asal Ende, Nusa Tenggara Timur itu dari Rumah Sakit Bhayangkara.

Kemudian, total saksi yang diperiksa Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Mataram setidaknya 50-an orang. Sebagian besar dari kalangan Ponpes Al Aziziyah. Termasuk tenaga kesehatan, santriwati, maupun pengurus pondok.

Sebagai informasi, Nurul Izzati meninggal dunia pada Sabtu, 29 Juni 2024 pagi di RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur. Jenazah almarhumah selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Mataram untuk menjalani autopsi.

Meski belum pasti penyebab kematian Nurul, namun pihak keluarga menduga kuat jika korban mengalami penganiayaan di tempatnya menuntut ilmu. Hal itu setelah melihat keluarga korban mengalami luka-luka di beberapa tubuhnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button