Mataram (NTBSatu) – Juru Bicara Iqbal-Dinda, Adhar Hakim mengatakan, calonnya telah menyampaikan konfirmasi yang objektif terhadap permasalahan NTB kala debat perdana kemarin. Serta, solusi yang mesti tergarap pada masa yang akan datang.
Menurut Adhar, Iqbal menguasai panggung debat dengan menunjukkan kepada masyarakat betapa persoalan reformasi birokrasi adalah perkerjaan rumah besar yang mesti segera diselesaikan.
“Baik Iqbal maupun Dinda, dapat menunjukan kapasitasnya sebagai calon gubernur,” ungkap Adhar kepada NTBSatu, Jumat, 25 Oktober 2024.
Adhar menjelaskan, Iqbal sebagai seorang mantan duta besar sangat memahami persoalan birokrasi dan tata kelola pelayanan publik. Begitu pula dengan Dinda, ia memahami kebutuhan pelayanan dasar sebagai elemen penting dalam pelayanan publik di pemerintahan provinsi.
Pada debat berikutnya, Adhar memastikan akan menyiapkan segalanya menuju lebih baik lagi. Dengan begitu, segala permasalahan teknis maupun non-teknis akan dapat terbendung.
“Debat pertama sudah memberikan kami pengalaman yang banyak,” tandas Adhar Hakim.
Komitmen Bangun Birokrasi Profesional
Sebelumnya, Cagub NTB Nomor Urut 3, Lalu Muhamad Iqbal membuka debat perdana dengan menaruh kebanggaan pada penurunan kemiskinan di NTB era kepemimpinan TGB H. M. Zainul Majdi.
“Di era TGB penurunan kemiskinan di NTB hampir 10 persen. Namun, sayangnya di periode berikutnya, tidak sampai satu persen,” kata Iqbal, Rabu, 23 Oktober 2024 malam.
Iqbal mengatakan, ada tiga hal penting yang menjadi perhatian pihaknya. Pertama, meritrokrasi birokrasi, penyehatan tata kelola keuangan, Serta, penguatan koordinasi pusat, provinsi, dan daerah.
“Kalau pembangunan ingin berhasil, birokrasi harus sehat. Tidak boleh demoralisasi akibat tata kelola yang buruk, asal-asalan, dan semaunya sendiri,” ucap Iqbal.
“Birokrasi harus memenuhi standar good governance dan berorientasi pelayanan publik. Penyehatan pengelolaan keuangan daerah,” tambahnya.
Iqbal menjelaskan, problem yang terjadi di NTB, membuat pihaknya berkomitmen untuk membangun birokrasi yang profesional, bermartabat, dan berorientasi pelayanan. Setiap orang harus termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk rakyat.
“Setiap sen uang negara yang keluar harus semaksimal mungkin untuk kemakmuran rakyat,” ujarnya.
Mantan Duber Indonesia untuk Turki itu mengajak masyarakat NTB bangkit bersama dari kemiskinan, bangkit bersama dari sempitnya lapangan pekerjaan, bangkit bersama dari rendahnya IPM, bangkit bersama dari angka putus sekolah.
“Agar semua dapat bangkit bersama untuk mewujudkan NTB yang Makmur Mendunia,” tutupnya. (*)