Mataram (NTB Satu) – Kasus korupsi yang menjerat sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di NTB turut disorot sejumlah kalangan termasuk Sosiolog. Jika dilihat dari sudut pandang sosial, ada beberapa alasan mengapa Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia, khususnya di NTB terjerat di kasus korupsi.
Sosiolog Universitas Mataram (Unram), Maya Atri Komalasari mengatakan, salah satu yang mempengaruhi terjeratnya ASN pada kasus korupsi adalah kurangnya kesadaran moral dan integritas oknum pejabat. Dibanding Negara Jepang atau Korea, integritas dan rasa malu pejabat beberapa daerah di Indonesia masih kurang.
“Misalnya, mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye yang mengundurkan diri dari jabatan karena terjerat kasus korupsi. Tidak usah menunggu perjalanan dan putusan hukum. Ada kesadarannya sendiri. Karena memiliki integritas,” katanya kepada NTB Satu, belum lama ini.
Baca Juga:
- Terkendala Undangan, Mutasi Pejabat Pemprov NTB Sore ini Molor
- PKN Soroti Fraksi di DPRD NTB yang “Diamkan” Kisruh DAK
- Kasus Dosen di Mataram Diduga Cabuli Anak Kelas 5 SD Naik Penyidikan
- Gubernur NTB Meriahkan Hakabe FunRun BNPB Indonesia
Hal terbalik justru terjadi di Indonesia. Bahkan tidak sedikit oknum ASN atau pejabat yang sudah terbukti melakukan korupsi, masih mencari pembelaan dan ngotot mengaku tidak berasalah.
Tidak hanya itu, pejabat yang sudah merasakan hidup di jeruji besi pun masih diberikan peluang untuk tampil sekali lagi sebagai tokoh publik.
“Dengan bisa mencalonkan diri sebagai anggota dewan, misalnya,” kata Maya.
Meski begitu, Maya menjelaskan bukan tidak bisa budaya korupsi di kalangan pejabat dihilangkan. Menurutnya, meskipun ada undang-undang yang mengatur bahwa para koruptor harus dimiskinkan, tapi faktanya masih saja ada pejabat yang tidak bisa lepas dari jeratan korupsi.
Karena itu, yang perlu ditekankan adalah perilaku masyarakat tentang korupsi. Pasalnya untuk memperbaiki sistem dimulai dari masyarakat. Dan saat ini, diakuinya Indonesia khususnya di NTB sudah berjalan menuju perubahan tersebut.