Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III 2023 (year on year) mengalami pertumbuhan 1,58 persen dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, mencapai Rp42,42 triliun.
Diketahui, di kuartal II lalu, daerah ini menjadi satu-satunya wilayah di Indonesia yang pertumbuhan ekonominya terkontraksi. Pertumbuhan ekonomi NTB minus 1,54 persen dengan kontribusi terhadap PDB nasional juga minus 0,48 persen.
Kepala BPS NTB Wahyudin mengungkapkan, ada 3 sektor penyumbang peningkatan PDRB, antara lain Akomodasi – Makan Minum, Transportasi-Pergudangan, dan Konstruksi.
Lanjutnya, ekonomi daerah yang tumbuh pada kuartal III/2023 ini didorong oleh lapangan usaha akomodasi makanan dan minuman dengan pertumbuhan mencapai 15 persen dari tahun sebelumnya (yoy) merupakan dampak dari penyelenggaraan sejumlah event besar di NTB, terdiri dari event olahraga, budaya, festival hingga pertunjukan musik.
Berita Terkini:
- Polisi Tahan Oknum Dosen di Mataram Diduga Pencabul Sesama Jenis
- Validasi Riwayat Jabatan, Pemkot Mataram Minta CV Lengkap Jelang Uji Kompetensi Pejabat
- Pemkab Bima Laporkan Perusakan Mobil Dinas Wakil Bupati saat Aksi Demonstrasi ke Polisi
- SMPN 1 Sumbawa dan MTsN 1 Kota Bima Wakili Pulau Sumbawa di Babak Final LCCM Museum NTB 2025
“Jumlah tamu yang datang ke NTB selama triwulan III/2023 meningkat cukup signifikan dibandingkan triwulan III tahun sebelumnya. Semakin banyaknya event yang diselenggarakan di NTB tentu menambah nilai output subkategori penyediaan makan minum yang dikonsumsi oleh wisatawan selama berada di NTB,” jelas Wahyudin.
Adanya penambahan jumlah wisatawan mendorong laju PDRB lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan pertumbuhan 13,71 persen (yoy).
“Pertumbuhan transportasi ditandai dengan peningkatan jumlah penumpang angkutan udara, angkutan laut dan ASDP,” lanjutnya.
Terakhir, Sektor Konstruksi menyumbang 11,68 persen peningkatan ekonomi, dipicu oleh pembangunan smelter dan bandara di Kabupaten Sumbawa Barat meningkatkan nilai tambah pada kategori Konstruksi.
Selain itu, data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) juga menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan triwulan III/2022. (STA)