Mataram (NTBSatu) – Dosen Sosiologi Universitas Mataram (Unram), Maya Atri Komalasari, S.Sos., MA, menyatakan, Indonesia saat ini berada pada situasi darurat femicide atau tindakan pembunuhan terhadap perempuan.
Ia melihat Hal tersebut dari banyaknya kasus-kasus kekerasan atau pun pembunuhan yang kaum perempuan alami.
“Biasanya femicide, kalau dari kajian itu yang melakukan justru oleh orang-orang terdekat seperti pasangan (pacar/suami),” ujar Maya, Senin, 30 September 2024 di Gedung Soebiyanto Fhisipol Unram.
Berangkat dari kasus tersebut, di momentum Pilkada 2024 ini, Maya menyarankan pada para calon pemimpin (Cagub-Cawagub) mendatang untuk fokus pada penyelesaian masalah ini.
Ia menekankan, agar pemimpin terpilih nanti membentuk sebuah lembaga atau kelompok khusus. Di mana lembaga ini akan menjadi tempat bagi para perempuan untuk mengadu, mencurahkan keluh kesah. Serta, mencari saran jika mengalami tindakan kekerasan.
“Untuk di kalangan keluarga atau masyarakat, mungkin bisa saja nanti, pemerintah di lembaga desa membentuk lembaga atau kelompok khusus menangani masalah ini. Kalau di kampus kan, Alhamdulillah-nya sudah ada,” ujarnya.
Tak hanya itu Maya juga memberikan saran pada para perempuan yang manjadi korban kekerasan. Ia meminta untuk mengadu jika mendapat perilaku kekerasan. Sebelum tindakan tersebut semakin memburuk. Ia juga meminta para korban memberikan batasan yang tegas terhadap pelaku.
“Jangan sampai kekerasan itu mereka anggap normal. Kalau sudah begitu, susah kita, nggak bisa ngelawan dan itu yang membuat kekerasan menjadi mengakar dalam keluarga dan masyarakat,” terangnya.
“Pentingnya dukungan (support system) dari lingkungan sekitar. Baik itu keluarga atau pun teman dalam membantu para korban kekerasan untuk lebih berani bersuara,” sambungnya. (*)
Berita ini ditulis oleh Aulya Khaera Ummatin, Mahasiswa Magang Univesitas Mataram di NTBSatu
