Ekonomi Bisnis

Neraca Perdagangan NTB Agustus 2024 Surplus, Nilai Ekspor Naik 116,85 Persen

Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Provinsi NTB, pada Agustus 2024 surplus sebesar 370,75 juta dolar AS.

Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin menyebut surplus neraca perdagangan itu didorong oleh peningkatan ekspor 115,10 persen dibandingkan Juli 2024 lalu (month to month). Serta, mengalami peningkatan sebesar 10,77 persen dari Agustus 2023 (year on year).

“Nilai ekspor tercatat 449,20 juta dolar AS, sedangkan impor hanya 78,45 juta dolar AS,” ujarnya, saat rilis berita resmi statistik, Rabu, 18 September 2024.

Secara kumulatif, selama 8 bulan pertama ini neraca perdagangan NTB terpantau surplus hingga 1,29 miliar dolar AS.

Ekspor-Impor NTB Agustus 2024

Adapun barang galian/tambang non migas menjadi sektor utama penyumbang kenaikan nilai ekspor NTB Agustus 2024.

Rinciannya, kelompok komoditas ekspor bahan galian tambang non migas sebesar 443,53 juta dolar AS (0,56 persen). Kapal laut dan bangunan terapung, 2,5 juta dolar AS (0,56 persen). Kemudian, ikan dan udang 2,31 juta dolar AS (0,51 persen).

Selanjutnya, ekspor komoditas perhiasan atau permata 379,8 ribu dolar AS (0,08 persen). Garam, belerang dan kapur 221,7 ribu dolar AS (0,04 persen). Terakhir, daging dan ikan olahan 170,8 ribu dolar AS (0,04 persen).

Sementara negara tujuan ekspor, kebanyakan berasal dari Asia Timur seperti Cina, Korea Selatan dan Jepang.

Sementara itu, NTB mencatat nilai impor sebesar 78,45 juta dolar AS pada Agustus 2024. Meningkat 59,28 persen dari Juli 2024.

Sumber impor terbesar berasal dari Jerman, Australia, Jepang, Cina, dan Amerika Serikat.

Komoditas impor utama mencakup mesin-mesin/pesawat mekanik (80,10 persen), karet dan barang dari karet (11,84 persen). Ada juga bahan peledak (2,44 persen), yang mendukung sektor industri dan infrastruktur di NTB.

Secara keseluruhan, perkembangan positif dalam ekspor dan pengelolaan impor menunjukkan bahwa NTB berada zona yang tepat dalam rangka pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Harapannya, agar momentum ini terus berlanjut dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat serta peningkatan daya saing produk lokal di pasar global,” pungkas Wahyudin. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button