Lombok Timur

4 Hari Berjibaku, Kebakaran Bukit Anak Dara Dipastikan Padam

Lombok Timur (NTBSatu) – Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Rinjani Timur menyatakan, kebakaran kawasan hutan di Bukit Anak Dara, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur telah padam sempurna pada Selasa sore, 3 September 2024.

“Sampai hari ini, titik api yang berawal dari puncak Anak Dara sudah mati total. Itu pantauan kami tadi malam dari Resort Sembalun,” kata Kasi Perlindungan dan KSDAE KPH Rinjani Timur, Lalu Iskandar.

Sampai pada pemadaman total, tim gabungan setidaknya membutuhkan waktu empat hari sejak titik api muncul pada Sabtu malam, 31 Agustus 2024.

Ia menjelaskan, berdasarkan titik poligon dan deliminasi, luas kebakaran hutan pada peristiwa itu mencapai 286 hektare.

“Alhamdulillah api sudah mati total, terpantau tidak terlihat lagi kepulan asap atau titik api di Anak Dara. Ini berkat kerja sama kita  dengan semua pihak, termasuk TNI, Polri, dan warga setempat,” ujarnya.

Sementara terkait penutupan aktivitas pendakian di bukit Anak Dara, pihaknya akan kembali membukanya saat Bukit Anak Dara benar-benar pulih dan aman untuk pengunjung.

“Penutupan ini instruksi langsung dari Kepala BKPH  Rinjani Timur. Semua pihak wajib hukumnya ikuti instruksi itu, jika ada yang melanggar, kita akan proses sesuai dengan aturan yang ada,” tegas Iskandar.

Kebakaran hutan dan lahan tersebut, lanjutnya, akibat kelalaian pengelola dan petugas yang ada di wilayah tersebut.

“Dengan tegas dan jelas pak Kapolsek menyampaikan, penyebabnya itu akibat kelalaian kita selaku pengelola bukit dan petugas yang ada di wilayah Sembalun,” ucapnya.

Lakukan Evaluasi Menyeluruh

Terkait dengan peristiwa itu, pihaknya bersama Polsek Sembalun, Koramil Sembalun, RPH Sembalun, dan PPI wilayah III Mataram langsung melakukan evaluasi menyeluruh.

“Jadi harapan dari pak Kapolsek, tentunya ada empat poin yang bisa saya catat dalam evaluasi tadi,” ujarnya.

Pertama, KPH selaku penanggung jawab wilayah harus segera dan gencar melakukan sosialisasi. Kedua, memperbanyak rambu-rambu peringatan, pamflet atau banner di sepanjang jalur pendakian dan puncak Bukit Anak Dara.

Ketiga, meminta KPH untuk tidak bosan mengingatkan pengelola terkait potensi kelalaian seperti yang terjadi saat ini.

Terakhir, dalam melaksanakan pemadaman api di bukit-bukit kawasan Gunung Rinjani, seharusnya menggunakan peralatan memadai dan modern.

“Mengingat kondisi alam dan hutan kita di Sembalun, jadi yang paling praktis usulan Pak Kapolsek. Masing-masing orang membawa tiga atau empat suiter,” ucapnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button