ADVERTORIALKota Bima

Pemkot Bima Harap BSI Kurangi Jumlah Sampah yang Terbuang ke TPA

Kota Bima (NTBSatu) – Kehadiran Bank Sampah Induk (BSI) Karaso Rasa Kota Bima melalui hibah Kementrian LHK pada Februari 2024 merupakan komitmen pemerintah dalam upaya tata kelola sampah.

Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, berharap agar ke depannya, BSI Karaso Rasa ini akan dioptimalkan sebagai alternatif pengelolaan sampah di Kota Bima.

Kepala DLH Kota Bima, Syarief Rustaman mengatakan, pengelolaan sampah secara baik dan benar melalui bank sampah maupun tempat pengelolaan sampah TPS3R merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah kota Bima.

“Sehingga dengan terkelolanya sampah di sumbernya oleh masyarakat akan dapat mengurangi sampah yang di bawa ke TPA yang akan membawa manfaat berupa umur TPA akan lebih lama,” kata Syarief, Rabu, 23 Juli 2024.

Sementara itu, Direktur BSI Karaso Rasa Kota Bima, Herlistiatuti mengatakan, BSI ini berfungsi untuk mengolah sampah menggunakan sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle), dengan harapan dapat mengubah pola pikir masyarakat tentang proses pengolahan sampah.

BSI Karaso Rasa Kota Bima ini dilengkapi dengan masing-masing satu alat untuk pres dan pencacah sampah. Alat tersebut bisa menangani dua ton sampah plastik per hari.

“Di BSI ini, terdapat dua alat, yaitu alat pres sampah dengan pencacah. Sementara untuk kapasitas alat pres sampah ini mampu mengolah sampah sebanyak dua ton per hari,” Herlistiatuti kepada NTBSatu.

Herlis berharap, keberadaan BSI ini bisa mengurai sampah di Kota Bima, sehingga sampah yang akan dibuang ke TPA, benar-benar sampah residu yang tidak bisa dimanfaatkan kembali.

Ia juga berharap, dengan adanya BSI ini, dapat memberi nilai tambah terhadap perekonomian masyarakat dari hasil pengelolaan sampah serta mewujudkan Kota Bima yang bersih.

“Karena sifatnya ini Bank, jadi harus ada nilai ekonominya. Jadi sampah-sampah ini dari nasabah Bank Sampah yang ditabung pada waktu-waktu tertentu, kemudian diganti dengan uang. Jadi sampah-sampah itu ditimbang dan digantikan dalam rupiah,” pungkas Herlis.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button