BERITA LOKALBREAKING NEWSDaerah NTBHukrimLombok Timur

Santriwati Ponpes Lombok Barat Diduga Kritis Akibat Benturan Benda Tumpul

Lombok Timur (NTBSatu) – Salah seorang santriwati asal Provinsi NTT, inisial NI (13) hingga kini menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD dr. Soedjono Selong, Kabupaten Lombok Timur.

NI diduga menjadi korban penganiayaan di tempatnya menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Korban hingga saat ini masih terbaring koma dengan bantuan selang ventilator.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr. Soedjono Selong, dr. Yahsir Wahyu Purnomo, mengatakan terdapat indikasi korban kena benturan benda tumpul berdasarkan pemeriksaan medis.

Benturan itu menyebabkan pendarahan subaraknoid, yaitu pendarahan pada ruang antara otak dan jaringan yang menutupi otak. Selain itu, ditemukan juga lebam pada areal mata sebelah kiri dan kepala kiri bagian atas.

Pada luka lebam, ditemukan adanya pendarahan di bagian mata sebelah kiri dan kelopak mata bawah.

“Yang kita temukan dari hasil pemeriksaan adalah adanya benturan benda tumpul,” kata Yahsir, Rabu, 26 Juni 2024.

IKLAN

Pendarahan itu disebut cukup parah hingga menyebabkan korban tak sadarkan diri hingga sekarang. Korban pun mengalami inflamasi atau peradangan.

“Hasil pemeriksaan memang adanya inflamasi pada pasien. Kita terus melakukan upaya terbaik untuk menyembuhkan korban,” ucap Yahsir.

Ia mengungkapkan, korban diterima pihaknya pada 21 Juni 2024 lalu. Pasien saat itu dalam kondisi tak sadarkan diri dan langsung mendapatkan penanganan dari dokter jaga di IGD.

Saat penanganan, pasien disebut sempat mengalami henti nafas beberapa menit. Kemudian adanya peningkatan denyut nadi karena suhu tubuh yang tinggi.

Korban pun langsung dipasangi ventilator dan langsung dipindahkan ke ruang ICU.

Sebelumnya, orang tua korban, Mahmud H Umar, mengatakan terungkapnya peristiwa itu berawal saat dirinya menemui anaknya yang tengah dirawat di sebuah klinik pada Senin, 17 Juni 2024.

Saat itu kondisi korban disebut sudah dalam kondisi kritis.

“Sebelumnya tidak ada informasi dari pengurus ponpes, padahal anak saya luka dan lebam di bagian kepala dan muka,” kata Mahmud.

Guna mendapatkan penanganan lebih lanjut, korban dirujuk ke Rumah Sakit dr. Soedjono Selong. Kondisi korban hingga saat ini dikabarkan masih kritis.

Atas peristiwa itu, Mahmud mengaku kecewa dengan sikap dan perhatian ponpes yang tidak mampu memberi keamanan bagi anaknya selaku murid.

Ia pun mengatakan akan membawa kasus itu ke jalur hukum. Di mana pihaknya sudah membuat surat kuasa kepada tiga advokat untuk mencari keadilan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button