Lombok Timur (NTBSatu) – Puluhan hektare tanaman tembakau di Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, mengalami gagal tumbuh.
Kondisi itu terjadi akibat kemarau dan tidak adanya air irigasi yang mengalir sampai wilayah tersebut.
Petani setempat, Buniamin, mengatakan sekitar tiga bulan terakhir hujan tidak pernah turun di wilayah tersebut. Hingga kondisi panas tersebut berdampak ke pertumbuhan tembakau.
“Rata-rata tanaman tembakau di Desa Pemongkong ini terdampak. Mungkin sekitar 10 hektare lebih yang mengalami gagal tumbuh. Tembakaunya tidak mati, tapi layu karena terlalu panas,” kata Buniamin, Selasa, 25 Juni 2024.
Guna menyelamatkan tanaman, ungkapnya, petani rela membeli air tanki untuk menyirami tanaman.
Harga per tangkinya pun bervariasi dan cukup mahal. Mulai dari Rp125.000-Rp250.000, bergantung pada jarak tempuh.
Buniamin menjelaskan, untuk 10.000 tembakau, petani biasanya menghabiskan dua tanki air per harinya.
Hingga musim panen tiba, petani bisa menghabiskan 50 tanki air.
“Kalau sekarang setiap hari kami melakukan penyiraman. Penyiraman sekali saja tapi untuk 10 ribu tanaman tembakau itu membutuhkan dua tangki per hari,” ungkapnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, Sahri mengatakan, Lombok Timur saat ini sudah memasuki musim kemarau. Sehingga besar kemungkinan terjadi kekeringan. Akan tetapi pihaknya telah memetakan beberapa wilayah yang menjadi langganan kekeringan.
“Untuk mengatasi kekeringan ini kita berupaya untuk memanfaatkan penggunaan sumber-sumber air yang sudah ada. Tapi Pemanfaatan sumber air ini tentunya tidak dapat terpenuhi apabila kekeringan semakin meluas,” ujarnya.