BERITA LOKALDaerah NTBHukrimLombok Barat

Pengasuh Ponpes Al Aziziyah Bantah Santriwati Dianiaya: Itu Fitnah

Mataram (NTBSatu) – Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Aziziyah, Gunungsari, Lombok Barat buka suara atas dugaan penganiayaan, yang terjadi kepada seorang santriwati inisial NI.

Diketahui, NI diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan tiga rekannya saat menempuh pendidikan di Ponpes. Ia mendapat luka berat setelah dipukul menggunakan kayu pada bagian pundak sebelah kanan, dan dengan sajadah ke bagian matanya.

Bekas pukulan itu masih terlihat pada tubuh korban, yang menyebabkan mata kirinya bengkak, mata kanan memar, dan pada bagian kepala kanan benjol.

Melalui Pembina Asrama Putra Al Aziziyah, Amirudin, pengurus Ponpes membantah adanya dugaan penganiayaan tersebut.

“Tidak ada peristiwa pemukulan seperti yang beredar di media sosial. Kita sudah investigasi kemarin malam. Kalaupun ada yang melakukan, silakan buktikan,” tegasnya ditemui wartawan di Ponpes, Senin, 26 Juni 2024.

Pihaknya pun siap membuka pintu lebar-lebar kepada pihak kepolisian untuk melakukan investigasi.

“Silakan temukan yang memukul, kami terbuka lebar. Kami tidak akan menutupi oknum, demi menjaga nama baik pondok,” ungkap Amirudin.

Pihak Ponpes juga sangat menyayangkan adanya pemberitaan di media sosial, yang menyebut korban NI dipukul menggunakan kayu. Sehingga, korban saat ini tengah terbaring di rumah sakit dan belum sadarkan diri.

“Itu fitnah. Kita tidak boleh memvonis sakitnya karena begini (dipukul), tidak boleh. Serahkan ke dokter, silakan pihak berwajib lihat rekam medisnya. Di sana akan jelas apa yang menjadi penyakitnya nanti,” ujar Amirudin.

Terlebih lagi, NI dikenal oleh pengurus Ponpes dan teman-temannya sebagai santriwati yang secara akademik bagus. Tingkah atau perilakunya juga baik. Bahkan, menjadi panutan.

“Dia tinggal di kamar 27 lantai 3 asrama utama Putri Pondok Pesantren Al Aziziyah. Di dalam kamar itu diisi oleh anak-anak teladan dan berprestasi,” kata Amirudin.

“Jadi kalau ada berita dia dipukul, masa orang baik dipukul,” herannya.

Polisi Undang Ponpes Klarifikasi

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusua Utama mengaku siap mengundang pihak Ponpes untuk klarifikasi.

“Boleh saja apa yang saksi itu disampaikan. Intinya kita buktikan dari hasil rekam medis. Nanti yang menyimpulkan penyebabnya,” katanya secara terpisah hari ini.

Ia menjelaskan, kasus dugaan penganiayaan santriwati itu masih dalam tahap pengumpulan bahan keterangan.

“Apakah ada luka lain? Secara kasat mata hanya ada di bagian mata. Jadi pengakuan korban ke orang tuanya, intinya dipukul oleh temannya pakai balok kayu dan sajadah,” ujar Yogi.

Kasus dugaan penganiayaan santriwati asal Ende, NTT ini masih butuh klarifikasi beberapa pihak. Mulai dari rumah sakit, keluarga korban, Ponpes, dan saksi lain.

“Kalau cukup bukti, kita gelar, kita tingkatkan ke laporan polisi. Lalu, kita lanjutkan ke sidik,” pungkas Yogi. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button