BERITA LOKALDaerah NTBHukrimHukrimKota MataramPariwisata

Selain Mahasiswi, Oknum Dosen Unram Ternyata Lecehkan Sesama Dosen

Mataram (NTBSatu) – Dugaan pelecahan seksual yang dilakukan oknum dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram atau Unram inisial AW, mengungkap fakta lain.

Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual atau Satgas PPKS Unram, Joko Jumadi menyebut, selain mahasiswa, korban AW ada juga dari kalangan dosen.

“Ada korban sesama dosen,” katanya kepada wartawan di Lantai IV Gedung Rektorat Unram pada Jumat, 21 Juni 2024.

Namun, sementara ini baru tiga mahasiswa yang melaporkan sebagai korban kekerasan seksual oleh oknum dosen cabul tersebut. Dan hanya satu yang meminta pendampingan psikologi dari Satgas PPKS.

Buntut tindakan bejatnya, AW mendapat sanksi tegas dari Satgas PPKS. Setelah berkoordinasi dengan pimpinan universitas, sambung Joko, pihaknya memberhentikan AW sebagai tenaga pendidik di Unram.

Selain itu satuan tugas juga mengusulkan ke Badan Kepegawaian Nasional atau BKN agar memecat AW sebagai aparatur sipil negara.

Satgas mengeluarkan sanksi berat tersebut setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, baik korban, pelaku hingga ahli psikologi.

Pengakuan pelaku dan korban sama-sama mengarah bahwa benar terjadi pelecahan seksual. “Jadi kami putuskan untuk memberikan sanksi administrasi berat,” jelas Ketua LPA Mataram ini.

Joko mengaku belum mengetahui kapan BKN menyetujui usulan pemecatan AW. Namun, dia meminta mahasiswa tetap mengawasi dosen cabul tersebut. Jika masih beraktivitas di kampus, segera melapor ke Satgas PPKS Unram.

Sebagai informasi, oknum dosen Unram itu melakukan pelecehan terhadap mahasiswa saat situasi sepi. Modusnya, AW yang juga dosen pembimbing skripsi korban, menerima layanan konsultasi di ruangannya.

Dia melakukan hal yang tidak senonoh, seperti menyentuh beberapa anggota tubuh korban. AW melakukan tindakan bejat tersebut secara berulang-ulang.

Korban AW tidak sedikit. Nyaris setiap tahun selalu ada mahasiswa yang menjadi korban tindakan tak terpuji pelaku, dan sebagian besar di antara mereka adalah mahasiswa semester akhir.

Namun, para korban tidak berani bersuara. Mereka khawatir perjalanan kuliahnya terhambat. Belakangan, beberapa korban akhirnya berani bercerita dan mengadu ke pihak BEM sekitar akhir Mei atau awal Juni 2024 lalu.

Pihak BEM Fakultas Pertanian selanjutnya melaporkan tindak oknum dosen tersebut ke Satgas PPKS Unram.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button