Kota Mataram

Harga Daging Ayam Naik hingga Rp45.000 Per Kg, Pelaku Usaha Ayam Geprek Resah

Mataram (NTBSatu) – Harga daging ayam potong di Kota Mataram terus merangkak naik hingga mencapai Rp42.000 hingga Rp45.000 per kilogram (kg).

Berdasarkan pantauan NTBSatu, para pedagang ayam di Pasar Kebun Roek, menyebut kenaikan harga daging ayam memang terjadi sejak sepekan lalu.

Rum, salah satu pedagang mengatakan, kenaikan harga tak hanya daging ayam ras atau boiler, namun juga pada daging ayam jenis pejantan, kampung, dan petelur.

“Ya, memang ada kenaikan dari seminggu lalu. Normalnya kemarin di kisaran harga Rp35.000 per kilogram. Tapi syukur permintaan masih tinggi dan stoknya ada,” jelas Rum, Selasa, 14 Mei 2024.

Rum tidak mengetahui secara pasti penyebab kenaikannya, namun ia menduga harga ayam yang tinggi disinyalir karena banyak hajatan di masyarakat seusai lewat bulan Syawal.

Kendati demikian, ia berharap agar harga ayam kembali turun ke harga normal. Sebab, hal ini sudah menjadi keluhan para konsumen yang notabenenya Ibu-ibu.

Kenaikan harga ayam juga sangat berdampak pada para pelaku usaha. Khususnya kuliner ayam geprek. Harga ayam ketika sampai di tangan pelaku usaha ini tembus Rp45.000 per kilogram.

Parman, salah satu pengusaha ayam geprek mengeluhkan harga daging ayam naik seperti sekarang. Karena biasanya kenaikan harga ayam setinggi ini hanya terjadi di hari tertentu saja menjelang Hari Raya Besar Keagamaan (HKBN).

“Sangat berdampak untuk usaha saya,”keluh pemilik usaha Geprek Maneas di Pagesangan Mataram ini.

Parman mendesak pemerintah segera turun tangan. Menurutnya, salah satu solusi menstabilkan harga, pemerintah kembali menggunakan ayam beku atau ayam box.

“Kalau harga ayam tinggi, alternatifnya ya kita menggunakan ayam box. Sekarang ayam box saya dengar sudah tidak diperbolahkan masuk wilayah NTB,” ungkapnya.

Berita Terkini:

Sementara itu, Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting, Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida mengatakan, kenaikan daging ayam terjadi karena melonjaknya permintaan masyarakat karena memasuki musim haji.

Sebab, tradisi masyarakat lokal yang kerapkali melaksanakan roah atau selamatan sebelum mengantar keluarganya pergi haji, dengan menghidangkan menu berbahan dasar daging ayam, membuat kebutuhan masyarakat akan bahan pangan tersebut semakin besar.

“Iya, setiap permintaan tinggi pasti berimbas pada kenaikan harga,” ujarnya.

Namun untuk mengantisipasi kenaikan harga lanjutan, pihaknya segera berkoordinasi dengan OPD lainnya, yaitu Dinas Pertanian untuk mencari alternatif, salah satunya menyediakan kembali pasokan ayam beku.

“Nanti kita pastikan dulu ketersediaan ayam beku ini, untuk alternatif kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha,” tukasnya. (STA)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button