Mataram (NTBSatu) – Belakangan ini cuaca terasa cukup panas dan menyengat di beberapa belahan dunia. Melihat data dari layanan informasi cuaca internasional, Ogimet, menyebut ada 7 wilayah yang mencatatkan suhu diatas 45 derajat celcius pada 4 Mei 2024.
Joba, wilayah yang berada di Negara Oman itu menjadi daerah dengan suhu terpanas di dunia hari ini, memiliki suhu sebesar 49 derajat celcius.
Posisi kedua ditempati oleh Universidad Tecnologica, Kolombia yang tercatat memiliki suhu udara sebesar 48,1 derajat celcius. Lalu, ada Kota Bilma, yang berada di Niger, Afrika barat di posisi ketiga dengan suhu udara sebesar 46,8 derajat celcius.
Masih di Niger, wilayah Birni-N’Konni tercatat memiliki suhu udara sebesar 46,4 derajat celcius pada periode yang sama. Kemudian, Rentachintala dan Nandyal di India memiliki suhu udara yang sama besar, yaitu 46,2 derajat celcius.
Terakhir, wilayah yang juga berada di Niger, N’Guigmi yang tercatat memiliki suhu udara harian sebesar 46 derajat celcius.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, untuk wilayah yang berada di kawasan Asean terpantau mengalami peningkatan suhu udara dalam beberapa hari terakhir. Meski demikian, besaran suhunya tak setinggi sejumlah wilayah di atas.
Berita Terkini:
- 2 Pelaku Penganiayaan di Meninting Lombok Barat Ditangkap Polres Lombok Barat
- Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Korupsi, Segini Kekayaan Bupati Bima Umi Dinda
- Upacara Melukat Awali Rangkaian World Water Forum ke-10 di Bali
- WNA Kencing Sembarangan di Gili Trawangan Jadi Evaluasi dan Sorotan Pelaku Pariwisata
- Kemendikbudristek Minta Guru tak Terpengaruh Bila Selalu Disalahkan
“Sedangkan untuk negara Asia Tenggara di dekat khatulistiwa seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina memiliki suhu harian yang masih di ambang batas wajar,” sebut BMKG.
Suhu udara tertinggi di Indonesia pada periode yang sama hanya mencapai 35,2 derajat celcius, yakni di Palu, Semarang,dan Surabaya.
Terkait dengan suhu panas di Indonesia, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan resminya, menuturkan bahwa fenomena yang terjadi saat ini bukan merupakan kategori fenomena gelombang panas atau heatwave.
Cuaca panas di Indonesia hanya dipicu faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu Matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun. (STA)
