Mataram (NTBSatu) – Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menemukan adanya penurunan jumlah siswa SMA Penggerak angkatan pertama yang diterima jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024. Penurunan itu, menurut P2G akibat tidak adanya koordinasi, sinkronisasi, dan harmonisasi antara implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Penggerak dengan sistem SNBP.
“Hal ini dirasa tidak berkeadilan bagi pengguna Kurikulum Merdeka untuk sekolah penggerak angkatan pertama, sekolah-sekolah penggerak merasa mendapat diskriminasi karena lulusan mereka tidak diperlakukan setara dengan sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013,” kata Kepala Bidang Advokasi P2G, Imam Zanatul dalam keterangan resminya yang diterima NTBSatu, Senin, 22 April 2024.
Mengonfirmasi temuan P2G, SMAN 4 Kota Bima yang merupakan angkatan pertama SMA Penggerak di NTB malah mengalami peningkatan jumlah siswa yang lulus SNBP dibandingkan tahun sebelumnya.
“Jumlah siswa yang lulus SNBP tahun ini ada 33 siswa. Tahun lalu hanya 30 siswa,” kata Wakil Kepala SMAN 4 Kota Bima Bidang Humas, Madiah kepada NTBSatu, hari ini.
Dirinya mengakui, memang jumlah siswa yang lulus SNBP tahun ini di sejumlah SMA penggerak yang lain menurun. Namun, di sekolahnya malah meningkat.
Berita Terkini:
- Jaksa Lawan Putusan Hakim, Tak Terima Bos PT GNE dan PT BAL Divonis Ringan
- WN Italia Dilaporkan ke Imigrasi Gegara Tipu dan Umpat Masyarakat Lombok Utara
- LGBT Penyumbang Kasus HIV/AIDS Terbanyak di Lombok Timur, Pentingnya Kemauan Berobat
- Pasien BPJS Lombok Timur Keluhkan Kekosongan Obat di Puskesmas
“Kami mendengar juga tentang hal itu dan agak berpengaruh memang dari kebijakan-kebijakan sekolah penggerak. Hanya saja, kebetulan kami meningkat yang juga merupakan sekolah penggerak,” jelas Madiah.
Peningkatan jumlah siswa yang lulus SNBP di SMAN 4 Kota Bima itu merupakan hasil dari evaluasi yang dilakukan pihaknya pada tahun lalu.
“Pada tahun ini kita lebih intensif dibandingkan sebelumnya untuk mendampingi para siswa. Tim yang dibentuk juga lebih kompeten dan secara teknis kita melakukan identifikasi para siswa satu-satu, serta melakukan wawancara bersama kedua orang tuanya untuk rencana setelah lulus SMA,” ungkap Madiah.