Mataram (NTBSatu) – Kepala Diskominfotik Provinsi NTB, Dr. Najamudin Amy, S.Sos., M.M., mengungkapkan pihaknya kembali menemukan akun Facebook (FB) dan WhatsApp palsu atas nama Penjabat (Pj.) Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi.
Kedua akun palsu tersebut ditemukan Tim Bidang Sandi dan Keamanan Informasi Diskominfotik Provinsi NTB baru-baru ini dan langsung dilaporkan ke Kemenkominfo RI, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Siber Polda NTB untuk di-takedown.
“Kali ini kita kembali temukan akun palsu atas nama Lalu Gita Ariadi dan akun WhatsApp palsu atas nama Pj. Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi. Sudah kita proses dan laporkan untuk di-takedown.” jelas Doktor Najam sapaan Kepala Diskominfotik Provinsi NTB, Selasa, 16 April 2024.
Ia mengimbau kepada warganet agar lebih bijak dan berhati-hati dalam menerima informasi di media sosial yang mengatasnamakan pimpinan daerah. Mengingat, sudah seringkali ditemukan akun palsu atas nama Pj. Gubernur NTB.
“Sekali lagi kita minta warganet, khususnya warga NTB agar bijak, berhati-hati dan cerdas saat menerima informasi penerimaan bantuan, sumbangan, hibah, bantuan sosial baik untuk Ponpes, masjid dan lembaga lainnya,” ujar Najam.
Berita Terkini:
- Anggota DPRD NTB Soroti IUP 18.500 Hektare Milik Prajogo: Tak Bermanfaat Bagi Masyarakat Lokal
- Pj. Gubernur NTB Dampingi Wamendagri Serahkan KTP untuk Siswa SMAN 1 Mataram Berumur 17 Tahun
- Pj. Gubernur Dampingi Wamendagri Bima Arya Kunjungi IPDN Kampus NTB
- Ekonomi NTB Alami Pertumbuhan dari Tahun ke Tahun
Bila warganet NTB menerima informasi seperti itu kembali, pihaknya meminta agar dicek terlebih dahulu akun dan nomor WhatsApp yang menghubungi.
“Lakukan konfirmasi ke pihak Pemprov secara langsung sebelum melakukan tindakan lain, seperti transfer dana pengganti dan lainnya,” harap Najam.
Sebab, platform digital seperti Facebook melalui aplikasi Messenger dan platform komunikasi digital lainnya sering digunakan untuk modus penipuan kejahatan digital.
“Selain karena kedua platform tersebut mudah di-hack dan dikloning, juga dikarenakan safety digital kita masih rendah, mudah percaya dan tidak melakukan cek dan recek terlebih dahulu. Karenanya bijak, sehat dan hati-hati dalam bermedia sosial menjadi sangat penting,” tandas Najam. (JEF)