Mataram (NTBSatu) – Eks Dubes RI untuk Turki periode 2019-2023 Lalu Muhamad Iqbal berharap Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mempunyai Sekolah Tinggi Seni dan Budaya.
Menurutnya, hal itu akan mempermudah para pelajar untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
Selain itu, perguruan tinggi tersebut diwacanakan akan menjadi salah satu sebagai centre of challenge terhadap para pelaku seni dan budaya di NTB. NTB sudah lama tertinggal dengan daerah lain yang sudah sejak awal mempunyai perguruan tinggi kesenian ini. Seperti, Yogyakarta, Solo, Bali, Bandung, Jakarta, Padang dan Papua.
“Dengan adanya sekolah tinggi seni dan budaya ini seniman dan budayawan bisa mengekpresikan seninya, tapi juga menjadi centre of challenge,” kata Lalu Iqbal saat menghadiri diskusi Artistalk di Taman Budaya NTB, Sabtu, 2 Maret 2024.
Perkembangan kesenian di NTB menurutnya sangat tidak signifikan. Itu terlihat dari minimnya karya serta aktivitas Seni yang dilakukan.
Berita Terkini:
- Pengendalian Inflasi NTB Telan Anggaran Rp295,33 Miliar
- Pembalap ARRC 2024 Sempatkan Nikmati Mandalika Sebelum Balapan
- Didampingi Staf Ahli Wapres, Aji Rum Kawal Penuntasan Lahan Pembangunan IAIN Bima
- Inspektorat Audit Investigasi Keuangan Rp32 Miliar PT GNE
Ia mencontohkan, seperti halnya alat kesenian Gendang Beleq yang dilihat Lalu Iqbal masih sama dengan 50 tahun lalu. Begitu pula tari khas NTB.
“Banyak kesenian yang tidak bisa kita transformasikan ke alam kekinian. Jadi budaya berhenti di masa lalu,” kata Jubir Kemenlu ini.
Dengan begitu, orang luar daerah atau wisatawan yang datang ke NTB menyebut bahwa ruang kreasi di Gumi Gora ini selesai sampai masa lalu saja. “Orang masih melihat seni dan budaya adalah masa lalu sehingga seni dan budaya di Lombok atau NTB tidak berkembang,” bebernya.
Ketua Asosiasi Diplomat Indonesia (ADI) ini juga menjelaskan bahwa, perguruan tinggi kesenian ini adalah solusi untuk dapat mentransformasikan seni di NTB. Selain itu, ia juga melihat hal itu akan mampu memunculkan para seniman yang punya kreasi terbarukan.
“Karena tidak ada artinya galeri kesenian (art galery) berskala internasional. Jika sekolah tinggi seni belum ada. Kita harus menciptakan ekosistem seni sekuat dan sebaik mungkin,” ujarnya. (ADH)
