Mataram (NTBSatu) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu lalu, mengklaim bahwa harga beras di sejumlah pasar sudah turun. Ia pun meminta agar masyarakat kembali memeriksa harga beras di pasaran.
“Coba dicek, jangan menginformasikan seperti itu ya (harga beras naik). Coba dicek di Pasar Induk Cipinang, cek ke Pasar Johar, ini pasar-pasar beras harus dicek. Coba kalian datang ke Pasar Cipinang, cek harga turun apa naik. Cek di Pasar Johar, naik atau tidak, turun atau tidak,” kata Jokowi kepada wartawan, dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat 1 Maret 2024.
Namun di NTB, berdasarkan data Dinas Perdagangan Provinsi NTB harga beras masih terbilang tinggi. Per Kamis, 29 Februari 2024, harga beras jenis medium mencapai Rp15.000 – Rp16.000 per kilogram. Sedangkan yang premium sekitar Rp16.000 – Rp17.667 per kilogram.
Sementara harga normalnya, beras jenis medium Rp10.900 per kilogram dan Rp13.900 per kilogram untuk yang premium.
“Untuk harga di pasar pantauan belum ada perubahan,” kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti kepada NTBSatu, Jumat, 1 Maret 2024.
Berita Terkini:
- MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di NTB, Upaya Tekan Risiko Dampak Bencana
- Debat Baru Mulai, Calon Wali Kota Bima Nomor Urut 3 Tinggalkan Podium
- Senator Evi Apita Maya Tegaskan Dukung Zul-Uhel di Pilgub NTB 2024
- SMKPP Negeri Bima akan Teruskan Pertanian Berkelanjutan
Masih tingginya harga beras di NTB, pihaknya terus berupaya untuk menstabilkannya. Salah satunya dengan memasifkan operasi pasar murah.
“Kita akan terus memasifkan pasar murah untuk menstabilkan harga beras yang cukup tinggi. Termasuk untuk memberi opsi ke masyarakat terkait beras murah,” jelas Nelly.
Operasi pasar murah ini juga terus dimasifkan pihaknya karena mengingat waktu panen padi di NTB mengalami kemunduran.
“Mundurnya karena cuaca. Karena itu, kita masifkan pasar murah yang digelar di desa-desa, mendekat ke masyarakat. Kalau hanya di pasar induk saja, tidak semua masyarakat ke sana,” ujarnya. (JEF)