Kota Bima (NTBSatu) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, telah menerima hasil uji laboratorium terkait fenomena munculnya buih di kawasan Teluk Bima.
Hasil uji laboratorium terbatas itu menunjukkan, penyebab munculnya buih tersebut karena pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan termasuk limpasan pupuk pertanian.
“Hal itu dilihat dari parameter Kimia Amoniak di tiga titik sampel, yakni di depan pertamina, air laut Pantai Lawata, dan Pantai Amahami, yang berada di atas baku mutu untuk wisata bahari dan biota laut,” kata Kepala DLH Kota Bima, Syarief Bustaman, Kamis, 23 Februari 2024.
Adapun kadar kimia amoniak dari tiga titik sampling itu, yaitu pada kisaran 2,0 mg/l di titik I (depan Pertamina).
Kemudian air laut Pantai Lawata pada angka 2,26 mg/l dan 2,37 mg/l, dan Pantai Amahami (Outlet Pasar Amahami) dari ambang batas 0,02 mg/l untuk wisata bahari dan 0,3 mg/l untuk biota laut.
Berita Terkini:
- Polisi Amankan 8 Pelaku Ilegal Fishing dan Puluhan Bahan Peledak di Perairan Bima
- Pria Asal Lombok Barat Dibekuk Polisi Gegara Curi HP Perempuan saat Chek In di Hotel
- Dapat SP3, PT Autore Ngotot Lakukan Aktivitas di Perairan Sekaroh Lombok Timur
- Dugaan Korupsi SPPD Fiktif DPRD KLU Diusut Kejati NTB
Selanjutnya, untuk parameter Nitrat (NO3), diketahui juga melebihi ambang batas baku mutu di tiga titik lokasi sampling. Berkisar antara 5,759 mg/l – 7,974 mg/l dari baku mutu yang yang diijinkan 0.06 mg/l. Konsentrasi nitrat sudah melebihi 0,2 mg/L.
“Hal ini akan memicu terjadinya eutrofikasi dan selanjutnya akan menstimulir secara pesat pertumbuhan alga dan tumbuhan di perairan,” kata Syarief.
Sebagai informasi, uji laboratorium terbatas ini dilakukan di Laboratorium Kesda dan Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB.
Sementara untuk uji laboratorium lengkapnya mengenai fenomena tersebut, akan dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.
“Hari ini kami lakukan pengambilan sampling untuk parameter lengkap dan diujikan di Surabaya,” tutup Syarief. (MYM)