Mataram (NTBSatu) – Beredar rekaman Kapolres Lombok Tengah, AKBP Iwan Hidayat mengancam akan melakukan tindakan tegas dalam kasus memanasnya dua desa setempat.
Bahkan Kapolres memerintahkan anggotanya menembak pelaku yang memulai penyerangan konflik antardesa di Lombok Tengah.
Dalam rekaman yang diterima NTBSatu, Rabu, 21 Februari 2024, Iwan memastikan akan bertindak tegas kepada para oknum baik dari Desa Ketare maupun Desa Segala Anyar.
“Sudahlah kalau memang tidak bisa lagi ditoleransi pernyataan baik-baik, saya sudah sampaikan ke pimpinan, dan pimpinan sudah kasi perintah. Siapa yang nyerang, mau dari Ketare atau Segala Anyar, saya tidak peduli. Saya tembak di tempat,” tegasnya.
“Siapa yang nyerang, saya tembak mati di tempat. Brimob, senpi tambah. Ini kita harus jaga Loteng (Lombok Tengah),” sambungnya.
Hal itu diungkap Kapolres buntut ketegangan antardesa Ketare dan Segala Anyar yang tidak berkesudahan.
Terhitung sudah dua minggu aparat kepolisian mengamankan situasi konflik tersebut. Lebih-lebih saat ini, masih dalam suasana Pemilu.
Berita Terkini:
- Geledah Kantor Dikbud NTB, Polisi Sita Sejumlah Dokumen Proyek Senilai Rp1,3 Miliar
- Program 100 Hari Iron – Edwin, Prioritaskan Sektor Pendidikan hingga Pengembangan BUMD
- Polisi Geledah Kantor Dikbud NTB
- Menelusuri Jejak PMI Legal Asal NTB: Datang Aman, Bekerja Nyaman, Pulang pulang Tajir!
Beberapa kali, jalur bypass dari Bandara Lombok ke Mandalika ditutup akibat blokade warga.
“Kita sudah sampaikan berkali kali kepada kedua belah pihak. Tahan diri. Yang kita jaga ini Loteng. Malu kita sama orang luar. Saya yang luar orang Loteng sayang sama daerah ini. Tidak mau Loteng kisruh,” bunyi rekaman tersebut.
“Sudah dua Minggu saya tidur di sini. Serang serang yang repot. Yang jadi korban masyarakat. Apalagi sekarang lagi Pemilu,” ujarnya dengan nada tinggi.
Dalam rekaman itu juga, dia mengaku telah menyampaikan ke Desa Segala Anyar dan Ketare, bahwa siapapun yang menyerang akan ditembak di tempat.
Saat dikonfirmasi, Iwan Hidayat membenarkan rekaman yang beredar itu adalah suaranya.
“Itu betul saya yang menyampaikan. Untuk menyelamatkan masyarakat umum, mana ada perang adat. Ini tindakan kriminal,” jelasnya.
Saat ini, pengamanan di lokasi konflik masih dilakukan kepolisian. Ratusan personel ditempatkan untuk bersiaga mengantisipasi kembali terjadinya konflik. (KHN)