Mataram (NTBSatu) – Di tengah harga beras yang semakin mahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima gencar melaksanakan operasi pasar murah, guna memberikan harga jual yang terjangkau kepada masyarakat.
Melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan bekerjasama dengan Perum Bulog Kota Bima, Pemkot Bima menggelar operasi pasar murah di dua tempat, yakni Kantor Kelurahan Penatoi dan Lewirato, pada Kamis, 15 Februari 2024.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bima, Mohammad Rum, yang turun langsung pada kegiatan itu mengatakan, operasi pasar murah ini merupakan salah satu upaya Pemkot Bima untuk memastikan ketersediaan bahan pokok yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Pada kesempatan ini, Pemkot Bima menyediakan berbagai komoditas pokok dengan harga terjangkau, seperti minyak goreng sebanyak 1.000 liter dengan harga Rp15.000 per liter. Kemudian gula sebanyak 500 kilogram, dengan harga Rp16.000 per kilogram.
“Ada juga beras sebanyak 10 ton, dengan harga Rp52.000 per kilogram, serta bawang merah sebanyak 30 kilogram dengan harga Rp30.000 per kilogram,” jelasnya.
Berita Terkini:
- Malam ini, Mantan Anggota Dewan Dijemput Paksa Jaksa Terkait Kasus KUR Rp8,2 Miliar
- DLHK NTB Sulap Gunung Sampah Jadi Taman Edukasi Landfill Hill
- Petani di Dompu Tewas Kesetrum Perangkap Babi
- Proyek DAK Fisik SMKN 3 Mataram Tetap Berjalan Meski Kasus Dugaan Pungli Kabid SMK NTB Ramai
Kegiatan operasi pasar ini, sambungnya, tidak hanya dilakukan satu kali, melainkan bagian upaya berkelanjutan untuk terus menjaga stabilitas ekonomi masyarakat serta menekan laju inflasi di Kota Bima.
“Harapannya, operasi pasar murah ini dapat menjaga keseimbangan harga, keberlanjutan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan pokok di bawah harga pasar,” ungkapnya.
Pantauan NTBSatu di lapangan, masyarakat di Kelurahan Penatoi sangat antusias dengan adanya kegiatan operasi pasar murah tersebut.
Salah seorang warga, Arina, mengaku sangat terbantu dengan adanya program itu. Mengingat harga bahan pokok semakin melonjak naik terutama komoditas beras.
Namun, ada juga warga yang sudah berdatangan, tapi pulang dengan tangan kosong, lantaran jumlah yang disediakan tidak mencukupi. (MYM)