Mataram (NTBSatu) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat penyaluran kredit tertinggi pada 5 kabupaten/kota per 31 Desember 2023 mencapai Rp53,4 triliun.
“Pertama, Kota Mataram kredit Rp39.227 triliun. Kedua, Kabupaten Sumbawa penyaluran kredit Rp6.268 triliun. Ketiga, Kota Bima Rp5.502 triliun. Keempat, Lombok Timur dengan besaran penyaluran kredit Rp4.162 triliun, dan kelima, Lombok Tengah besaran penyaluran kredit Rp3.749 triliun,” rinci Kepala OJK NTB, Rico Rinaldy.
Berdasarkan jenis penggunaan kredit di Provinsi NTB pada 2023, terbesar pertama adalah kredit modal kerja sebesar 27,250 triliun dengan Non-Performing Loan (NPL) sebesar 2,16 persen.
Kemudian, Investasi sebesar Rp8,994 triliun dengan NPL sebesar 0,89 persen. Dan kredit konsumsi totalnya Rp29.114 triliun dengan NPL sebesar 0,89 persen.
Sementara itu, terdapat lima sektor dengan penyaluran kredit perbankan tertinggi.
Berita Terkini:
- Gubernur NTB Nilai Satgas PPKS di Ponpes tak Urgen, Aktivis Anak: Justru Itu yang Belum Ada
- PPATK Sebut Korupsi dan Narkotika Jadi Kejahatan Tertinggi Tindak Pidana Pencucian Uang
- Sidang Perdana Gugatan Mobil Esemka dan Ijazah Digelar Besok, Jokowi Bakal ke Vatikan?
- Hakim Jatuhkan Vonis Dua Terdakwa Korupsi KUR BSI Petani Porang
Pertama, penerima kredit bukan lapangan usaha total nominal Rp29,114 triliun dengan share 44,55 persen dan NPL 0,89 persen.
Kedua, Perdagangan besar dan eceran dengan besaran kredit Rp12,620 triliun, share kredit 19,31 persen dan NPL 3,03 persen.
Ketiga, pertambangan dan penggalian sebesar Rp11.465 triliun, dengan share 17,54 persen dan NPL 0,01 persen.
Selanjutnya, keempat adalah pertanian, perburuan dan kehutanan Rp5,590 triliun dengan share 8,55 persen dan NPL 2,40 persen.
Kelima adalah Konstruksi dengan nominal kredit Rp1,458 triliun, share 2,23 persen dan NPL 3,95 persen.
“Peranan untuk membiayai usaha-usaha kecil dan menengah, turut menjadi sumber daya penting dalam memacu geliat bisnis. Melalui penyaluran kredit, perbankan membantu meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah,” tandas Rico. (STA)