Mataram (NTBSatu) – Jelang hari pencoblosan, Politisi NasDem Bohari Muslim mengajak, kepada seluruh masyarakat agar melakukan patroli di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Hal itu dilakukan, lantaran celah kecurangan di detik-detik terakhir akan sangat masif dilakukan. Untuk itu, peran serta masyarakat menjadi benteng utama untuk meminimalisir kecurangan yang terjadi.
“Kita mohon kepada penyelenggara, sehebat apapun masyarakat juga ikut berpartisipasi dan mengajak untuk mengawasi. Itu penting dan pasti kita lakukan, paling hebat yang lakukan masyarakat patroli TPS,” ujarnya kepada NTBSatu Rabu, 7 Februari 2024.
Sebelumnya, Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) menyebut potensi kecurangan saat pencoblosan hingga penghitungan surat suara pada Pemilu 2024 jauh lebih besar dari tahun 2019. Seperti apa potensi praktik kecurangan di tempat pemungutan suara (TPS)?
Sekjen KIPP, Kaka Suminta, mencatat setidaknya ada tujuh bentuk kecurangan yang bakal terjadi di lapangan.
Mulai dari beli suara, kongkalikong mencoblos surat suara cadangan, hingga mobilisasi pemilih yang mengklaim masuk dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK).
Berita Terkini:
- Survei PRESiSI: Elektabilitas Najmul – Kus Jauh Tinggalkan Dua Pesaingnya
- Survei SPIN: Elektabilitas Muchsin Effendi – Junaidi Arif Lewati Najmul – Kus di Pilkada Lombok Utara
- Enam Ekor Sapi Warga di Bima Tersambar Petir, Kerugian Capai Rp30 Juta
- Pengamat Prediksi AQUR akan Menang di Pilkada Kota Mataram
Lebih lanjut, Sekjen KIPP, mengatakan praktik beli suara menjadi modus kecurangan konvensional yang kerap berlangsung di tiap pemilu.
Pada pemilu tahun ini, cara serupa dipastikan akan terjadi. Yakni calon anggota legislatif menjanjikan apa yang disebut ‘uang transportasi’ jika pemilih yang berada di dekat lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) memilih dia.