ADVERTORIAL

Fahri Hamzah Berharap Prabowo Akhiri Polarisasi Politik di Indonesia

“Sehingga terasa pada rakyat,” jelas Fahri.

Dengan begitu, sambungnya, terkadang yang dirasakan rakyat bukan lagi yang berkaitan dengan materil.

“Bahwa memiliki pemimpin yang membanggakan itu cukup. Kadang-kadang,” katanya.

Dengan begitu, meski tidak diharapkan, pemimpin secara otomatis akan mendapat pertolongan maupun bantuan dari rakyatnya.

“Tidak diharapkan. Pemerintahan justru dibantu,” paparnya.

Berita Terkini:

Karena itulah, menurut Fahri, saat ini ada kerusakan pesan tentang kepemimpinan di Indonesia. Pasalnya, alat tukar antara pemimpin dan rakyat adalah kejujuran.

“Alat tukar rakyat dan pemimpin adalah kejujuran, wibawa, kehormatan pemimpin itu sendiri,” tutupnya. (KHN/*)

Laman sebelumnya 1 2

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button