Mataram (NTBSatu) – Protes terhadap kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terus berlanjut. Kali ini datang dari Alumni Universitas Mataram NTB.
Protes itu dilayangkan civitas academica Unram setelah menilai Presiden Jokowi terlalu dalam mengintervensi Pilpres 2024.
Alumni Universitas Mataram (Unram) yang tergabung dalam Komite Penyelamat Pemilu Jurdil dan Bermartabat Alumni Unram atau KPPJ-BA Unram melayangkan pernyataan sikapnya terhadap cawe-cawe Presiden Jokowi tersebut.
Mereka terdiri dari sepuluh orang alumni Unram, yakni Sirra prayuna, Imron, Isdiyanto, Edy Irsam, Joko Suhartono, Didi Aulia Harahap, Muhammad Syafiq Khan, Edi Irwan, Andi Kurniawan, dan Hermansah.
Berdasar kondisi politik saat ini, mereka menyesalkan sikap Presiden Jokowi yang sudah mengabaikan demokrasi di Indonesia. Alumni menganggap, kontestasi Pemilu 2024 menjadi pesta demokrasi rakyat yang jurdil dan demokratis.
Berita Terkini:
- Mahdalena Turun Salurkan Bantuan Korban Dampak Banjir di Kecamatan Woha Bima
- Antara Nyawa dan Jalan Rusak, Warga Meang Jadi Penandu Ibu Hamil dan Lansia Tanpa Pamrih
- Peringatan Harlah Ke-102 NU, PP Muhammadiyah Ungkap Semangat Kebersamaan Rawat Keutuhan NKRI
- Polisi Amankan 8 Pelaku Ilegal Fishing dan Puluhan Bahan Peledak di Perairan Bima
“Cawe-cawe Jokowi dalam perhelatan Pilpres sudah terlalu jauh,” kata Koordinator KPPJ-BA Unram Sirra Prayuna dalam siaran tertulisnya, Sabtu 3 Februari 2024.
Sirra mengatakan bahwa cawe-cawe Presiden yang tidak pernah terlihat sejak memasuki era reformasi, atau sejak presiden dipilih secara langsung oleh rakyat sekarang ini nyata terjadi.
Fakta ketidaknetralan Presiden, dengan cawe cawe tentunya telah merusak pemilu dan pelembagaan demokrasi di Indonesia.
“Kami mencatat, campur tangan Jokowi dimulai dari kasus MK, kemudian pembagian bansos di depan istana dan bagi bagi kaos untuk salah satu paslon. Dan parahnya, Jokowi juga menggunakan fasilitas negara untuk mensosialisasikan paslon,” tandasnya. (ADH)