ISU SENTRAL

“Kantor Gubernur NTB Sekarang Seperti Bangunan Besar Tanpa Roh”

Mataram (NTBSatu) – Rencana revitalisasi kantor Gubernur NTB mendapat respons dari berbagai pihak. Salah satunya, Budayawan NTB, Lalu Satria Wangsa.

Miq Wangse, sapaan akrabnya, sangat mendukung rencana Pemprov NTB tersebut. Sebab, menurutnya, kantor Gubernur NTB sekarang kurang memperhatikan kekhasan dari Provinsi NTB.

“Kurang menonjol unsur-unsur budaya kita di NTB, yang tercermin dalam Kantor Gubernur NTB saat ini. Masih sangat datar. Kalau yang sekarang, seperti bangunan besar tapi kurang kelihatan rohnya,” ujarnya kepada NTBSatu, Senin, 29 Januari 2024.

Satria Wangsa mengungkapkan, seharusnya sebuah kantor gubernur dapat menjadi ikon atau landmark dari daerah tersebut.

“Setidaknya dalam arsitekturnya nanti, kantor Gubernur NTB yang baru mewakili etnik-etnik yang ada di NTB. Sehingga wajah NTB itu kelihatan secara utuh,” ungkapnya.

Budayawan NTB, Lalu Satria Wangsa (kiri) dan ilustrasi desain kantor Gubernur NTB rencana revitalisasi 2024 (kanan). Foto: Dok pribadi dan Istimewa

Bila perlu dapat menjadi tujuan wisata juga, lanjutnya, seperti ketika orang pergi ke Amerika Serikat yang berfoto di depan Gedung Putih.

Baca Juga: 89 Pj Kades di Lombok Timur Ditargetkan Terisi Awal Februari dari Kalangan PNS

“Dibuat se-monumental itu menurut saya. Saat orang lain ke Lombok, maka mereka belum sah kalau tidak berfoto di kantor Gubernur NTB, karena telah menjadi landmark,” tambah Satria Wangsa.

Selain arsitektur yang mewakili seluruh etnik di NTB, ia juga menyarankan untuk menambah ornamen yang menjadi ciri khas.

“Dengan begitu, nilai-nilai budaya serta estetika bisa masuk dan tercermin dalam bangunan kantor Gubernur NTB. Ornamen itu juga nantinya bisa dikombinasikan dalam berbagai ruangan yang direnovasi,” jelasnya.

Ia mencontohkan, seperti posisi tengah dari kantor Gubernur NTB saat ini yang berbentuk lumbung. Harapannya, posisi tersebut bisa dibuat dengan konsep Bencingah.

“Bentuk lumbungnya nanti dipindah ke bagian kiri dan kanan kantor gubernur. Tengahnya buat Bencingah kalau menurut saya, supaya saat upacara tidak perlu pakai terop, cukup itu saja,” sambung Satria Wangsa.

Pada Bencingah itu, tambahnya, ditampilkan juga ukiran-ukiran yang menjadi ciri khas NTB. “Jadi tidak semata-mata menjadi tempat penyelenggara administratif saja, tapi menjadi ikon juga bagi NTB,” tandasnya. (JEF)

Baca Juga: Kadispar NTB Ungkap Alasan Tiga Event Pariwisata NTB tak Masuk KEN 2024

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button