Mataram (NTBSatu) – Beberapa wilayah di Indonesia termasuk NTB sudah memasuki musim hujan. Namun justru udara terasa lebih panas, terutama jika hujan akan turun.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Cakra Mahasurya Atmodjo Pamungkas menjelaskan, secara teknis fenomena tersebut terjadi karena pelepasan panas dari awan.
“Karena awan berubah dari fase gas ke fase air, kemudian melepaskan panas, sehingga panas itu yang membuat kita gerah,” katanya, pada Senin, 8 Januari 2024.
Penyebab lainnya adalah karena adanya tutupan awan. “Jadi tidak sedingin saat musim kemarau yang panasnya terperangkap di antara permukaan bumi dan awan. Misal kalau kita di dalam rumah ada kaca itu kan akan panas kalau kita tidak buka kaca, analoginya seperti itu,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi seperti ini normal terjadi. Selain karena matahari melintas tepat di atas kepala, juga disebabkan karena sudah memasuki musim hujan.
Waktu malam hari juga demikian, ketika akan hujan terasa lebih gerah akibat hawa tersebut.
“Jadi ini hal biasa bukan karena apa-apa. Kalau suhu secara global memang sedang meningkat. Jadi bukan di kita saja, di dunia tahun 2023 merupakan tahun terpanas suhunya,” terangnya.
Berdasarkan prediksi BMKG di NTB saat ini 88 persen sudah memasuki musim hujan dan awal tahun ini akan merata di seluruh NTB.
“Jadi prediksi dari kami musim hujan akan semakin meningkat. Kemarin akhir Desember kita volumenya berkurang dan curah hujan di Januari kembali terjadi dan akan meningkat di akhir Januari,” jelasnya.
Pengurangan intensitas hujan di bulan Desember, lanjut Cakra, disebabkan oleh gangguan tekanan rendah di laut Cina Selatan.
Hal ini juga menyebabkan musim Australia sehingga NTB dimasuki udara kering Australia. Akhirnya mengalami pengurangan curah hujan.
“Hal ini mengakibatkan kemunduran musim hujan di beberapa wilayah berkurang,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah dari awal memprediksi, musim hujan di NTB akan lebih pendek daripada normalnya. Namun diprediksi, musim hujan di NTB akan merata di bulan Februari.
“Jadi akhir Januari aktivitas curah hujan sudah tinggi. Sekarang kan hujan besar sehari dua hari setelahnya kering. Kita lihat nanti pertengahan hingga akhir Januari mulai meningkat,” tutupnya. (MYM)
Baca Juga: LIPSUS – Teror Mutasi 12 Kepsek di Bima Bermodal Catut Pj. Gubernur NTB