Pendidikan

Buku ‘TGB dan Covid -19’ dalam Sudut Pandang Jurnalistik

Mataram (NTB Satu) – Topik tentang buku ‘TGB dan Covid -19’ berlanjut dalam sesi bedah buku, Selasa 1 Februari 2022 malam.

Sebelumnya, buku ini diluncurkan Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. HM. Zainul Majdi di arena Muktamar 1 NWDI.

Pada kesempatan bedah buku yang berlangsung di Kedai Nostalgic Jalan Bung Hatta Mataram, Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah didaulat memberi sambutan.

Ia menjelaskan bagaimana sosok TGB yang konsisten di jalur dakwah meski pandemi Covid – 19 terus melanda Indonesia.

IKLAN

“TGB adalah sosok konsisten yang tidak tergoyahkan oleh persepsi masyarakat. Konsisten dakwah selamatkan ummat,” ujar Rohmi.

Jalur dakwah wasathiyah yang dipilih TGB semata mata untuk selamatkan ummat, memberi edukasi kepada masyarakat tentang dampak pandemi Covid-19. Karena bagi TGB, keselamatan ummat adalah yang utama.

“Semoga dengan buku ini, jadi pohon pemikiran dan isi dakwah beliau jadi pembelajaran masyarakat,” tutup Ketua DPD Nasdem NTB ini.

Hadir dalam bedah buku itu dua pemateri dari unsur jurnalis Ketua PWI NTB, Nasruddin Zein, Akademisi Dr. Kadri dan moderator Farid Tolomundu. Dihadirkan juga penulis buku, Febrian Putra.

Nasruddin Zein melihat buku yang ditulis tersebut dari sisi konten dan konteks.
Dimana, dari sisi konten, isi buku dilihatnya menjiwai jurnalistik. Linier dengan substansi dalam Pasal 1 Kode Etik Jurnalistik (KEJ) Undang Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.

“Bahwa sesuai kode etik jurnalistik, ada itikad dari penulis untuk menulis semua pemikiran pemikiran baik dari TGB selama perjalanan dakwahnya. Itikad baik ini tentu saja sesuai, linier dengan kaidah jurnalistik,” kata jurnalis senior RRI Mataram ini.

Cara penyajian dan diksi diksi yang digunakan penulis tidak lepas dari latar belakang Febrian Putra sebagai jurnalis.

Sehingga berangkat dari etika jurnalistik, Febrian Putra menyajikan narasi baik dari dakwah TGB ketika terjadi perdebatan di ruang publik tentang Covid -19.

“Dan itulah yang memang kita semua sedang lawan. Narasi sesat tentang Covid -19 yang juga jadi pekerjaan jurnalis,” kata Nas, sapaan Nasruddin Zein.

Pada kontekstual, Nas menambahkan bahwa ada tantangan harus dijawab penulis. Agar bagaimana buku tersebut diterima kalangan milenial hingga generasi Z yang tidak lagi akrab dengan buku.
“Maka perlu ada pendekatan segmentasi. Sekarang bagaimana penyajian buku ini bisa masuk kepada kaum milenial,” sarannya.

Sementara Dr. Kadri mengulik dari sisi ketokohan TGB yang mampu menjadi suar di ruang publik, termasuk melalui buku yang ditulis Febrian Putra. (HAK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button