Mataram (NTBSatu) – Isu peniadaan debat untuk calon wakil presiden (cawapres) untuk pemilu 2024 mendatang sempat ramai di media sosial.
Sorotan utamanya diberikan, lantaran jika benar ditiadakan maka publik dinilai tidak akan bisa lagi mengamati kapasitas dan kapabilitas pemikiran dari masing-masing cawapres lewat debat yang seharusnya berlangsung.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah bahkan menilai jika debat cawapres ditiadakan untuk pemilu 2024 maka muncul kesan Komisi Pemilihan Umum (KPU) membela kepentingan salah satu kandidat, yakni Gibran Rakabuming Raka dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang maju bersama Prabowo Subianto.
“Kenapa? yang paling punya potensi menolak atau tidak percaya diri melakukan debat cawapres dipastikan adalah Gibran Rakabuming Raka,” kata Dedi, Sabtu (2/12/2023) seperti dikutip dari nasional.sindonews.com.
Pendapat itu disebut Dedi dilatarbelakangi kenyataan bahwa sosok Gibran adalah cawapres yang paling minim dari sisi pengalaman hingga kapasitas gagasan yang ditawarkan jika dibandingkan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang berpasangan dengan Anies Baswedan, maupun Mahfud MD yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo.
Berita Terkini:
- Ini 3 Waktu Terbaik untuk Beli dan Jual Emas Menurut Pakar, Ada Bocoran Bulan Krusial
- Dewan Soroti Pembentukan BUMD NTB Capital: Harus Berdampak untuk Masyarakat
- Bantah Pernyataan Pemkot Bima, Rafidin Tegaskan 28 Tambak Udang Tak Miliki IPAL
- 5 Ekor Sapi Mati di Pelabuhan Gili Mas, Sebagian Mulai Sakit, Antrean Truk Menumpuk
“Muhaimin 30 tahun bagian dari parlemen Indonesia, Mahfud MD punya kelengkapan pengalaman dari politisi di parlemen, sebagai bagian dari yudikatif termasuk bagian dari eksekutif. Jadi KPU menurut saya sedang merencanakan sesuatu yang buruk kalau sampai debat cawapres itu dihilangkan hanya ada debat capres dan boleh didampingi oleh cawapres atau debat cawapres boleh didampingi oleh capresnya. Itu saya kira terkesan tendensius untuk membela salah satu kandidat,” tambahnya.
Karena itu, Dedi menilai peniadaan debat cawapres akan memberikan pretensi buruk bagi KPU terkait upaya membela kepentingan kandidat tertentu. “Akan terkesan sekali bahwa KPU seolah-olah melindungi Gibran,” lanjutnya.